Breaking News
light_mode
Beranda » Lingkungan Hidup » NGO Soroti Peluncuran Investasi JETP yang Tertunda

NGO Soroti Peluncuran Investasi JETP yang Tertunda

  • account_circle
  • calendar_month Sel, 22 Agu 2023
  • visibility 183

Pemerintah Republik Indonesia berencana melakukan peluncuran  investasi Just Energy Transition Partnership (JETP) pada 16 Agustus lalu, bertepatan dengan pidato Presiden RI sehari sebelum HUT Kemerdekaan RI ke- 78.

Batalnya peluncuran rencana investasi transisi energi  dalam skema pendanaan JETP bisa menjadi kabar buruk sekaligus  kabar baik bagi masa depan transisi energi di Indonesia.

Soal ini mendapat sorotan  lembaga atau kelompok masyarakat sipi  yang concern terhadap isu ini.

Team Lead 350.org Indonesia Sisila Nurmala Dewi, menyatakan, kabar buruknya, implementasi program transisi energi tertunda. Namun, kabar baiknya, publik bisa lebih banyak waktu memberikan masukan. Terutama terait  rencana investasi transisi energy. Asal katannya, keterbukaan informasi dan partisispasi  publik di Sekretariat JETP tidak sekedar lip service.

350.org salah satu NGO yang juga  ada di Indonesia memberikan perhatian penuh pada rencana pemerintah untuk melakukan transisi penggunaan energy dari fosil ke energy terbarukan tersebut.

Dalam rilis yang dikirim ke redaksi kabarpulau.co. id   Selasa (21/8/2023), menyebutkan bahwa  dalam siaran pers resmi Sekretariat JETP,  terkesan ada penundaan peluncuran rencana investasi JETP untuk lebih mendengarkan masukan publik. “Namun, kenyataan sejak awal pembahasan rencana investasi JETP justru tidak terbuka dan partisipatif,” ujarnya.  

Dia bilang memang pernah ada dialog dengan masyarakat sipil, namun dialog itu jauh dari nilai partisipatif. Hal ini karena dialog itu digelar tanpa didahului dengan keterbukaan informasi tentang agenda JETP yang akan didalogkan.

Lanjut Sisilia Nurmala Dewi, hingga kini belum jelas sejauh mana suara masyarakat sipil dalam dialog itu ditempatkan dalam draft rencana investasi transisi energi yang akan dibiayai JETP.

Panel-Solar-cell-yang-dibangiun-akhir-2018-oleh-Pemkab-Halmahera-Selatan-di-Pulau-Laigoma-Maluku-Utara-foto-M-Ici

Senada Campaigner 350.org Indonesia Suriadi Darmoko menyorot keterbukaan infomasi terkait agenda JETP. “Hingga kini Sekretariat JETP belum membuka informasi terkait dengan draft rencana investasi transisi energi itu,” katanya. Tanpa ada keterbukaan informasi tak ada partisipasi publik yang sebenarnya.

Salah satu indikasi ketidakterbukaan Sekertariat JETP itu, lanjut Suriadi Darmoko, hingga kini sekretariat belum memiliki website resmi sebagai ‘jendela’ bagi publik untuk mengetahui progress JETP. “Jadi jika penundaan peluncuran rencana investasi ini dikatakan untuk mendapatkan lebih banyak masukan dari publik, itu bisa jadi menyesatkan.

Bila cara kerja Sekretariat JETP tidak berubah alias masih tertutup, baik dalam informasi dan keterlibatan publik,” ujarnya, “Bisa jadi penundaan peluncuran rencana invetasi JETP adalah persoalan internal secretariat atau alotnya negosiasi dengan negara-negara donor dalam JETP itu sendiri.”

Apapun alasannya, lanjut Suriadi Darmoko, penundaan peluncuran rencana investasi JETP harus  dijadikan momentum bagi semua pihak untuk berbenah dan lebih serius dalam mewujudkan transisi energi yang adil. 

“Baik sekretariat dan negara-negara industri maju, yang menjadi donor, harus memperbaiki tata kelola JETP di Indonesia. Mereka harus lebih terbuka dan melibatkan publik secara penuh,” ujarnya,  

Khusus bagi negara-negara industri maju yang menjadi donor (International Partner Group/IPG) dalam JETP juga harus lebih serius membantu negara-negara berkembang dari ketergantungan energi fosil. Jangan justru menjadikan transisi energi sebagai kesempatan untuk melakukan jebakan utang baru.

Menurut Suriadi, tak ada keadilan bila skema JETP di Indonesia masih didominasi mealui utang.

Lalu apakah JETP itu?

Dikutip dari (https://irid.or.id/just-energy-transition-partnership-jetp-di-indonesia-mewujudkan-transisi-energi-berkeadilan-di-indonesia/) menjelaskan bahwa pada November 2022 yang lalu, bertepatan dengan Konferensi Tingkat Tinggi G20, negara-negara yang tergabung dalam International Partners Group (IPG) meluncurkan kemitraan dengan Indonesia, untuk memobilisasi pendanaan sebesar USD 20 miliar guna membantu Indonesia menerapkan upaya- upaya  dekarbonisasinya.

Mobilisasi pendanaan ini berasal dari negara-negara anggota IPG sebesar USD 10 miliar, sedangkan sisanya akan dimobilisasi melalui pendanaan swasta oleh Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ).

Pendanaan JETP untuk Indonesia ditujukan untuk membantu Indonesia beralih dari pembangkit listrik berbahan bakar batubara dan pada saat yang bersamaan melakukan upaya pengembangan energi terbarukan, untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Indonesia.  Indonesia diharapkan dapat menyusun rencana investasi (investment plan)  di mana pada   2030 komposisi energi terbarukan terhadap energi total, mencapai 34%.

Termasuk di dalam rencana investasi tersebut adalah percepatan  pemensiunan dini pembangkit listrik berbasis batubara. Dimana emisi dari sektor ketenagalistrikan akan mencapai puncaknya di tahun 2030 dengan emisi gas rumah kaca mencapai 290 juta ton CO2-ek di tahun 2030. Turun dibandingkan dengan skenario business as usual di mana emisi gas rumah kaca di sektor ketenagalistrikan mencapai 357 juta ton CO2-ek di tahun 2030.

Harapannya juga, pada tahun 2050, sektor ketenagalistrikan Indonesia dapat mencapai net zero emission. Kemitraan ini juga diharapkan dapat mempercepat pengembangan industri lokal terutama di bidang energi terbarukan dan efisiensi energi, termasuk identifikasi dan mendukung masyarakat Indonesia yang rentan terhadap dampak negatif dari transisi, pekerja dan seluruh kelompok sosial lainnya, yang mendapatkan penghidupan di bidang industri batubara atau dalam pekerjaan yang berhubungan dengan industri batubara. (*)

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Tambang Hadir, Kebun Hilang, Pangan Sulit 

    • calendar_month Rab, 1 Nov 2023
    • account_circle
    • visibility 560
    • 0Komentar

    Cerita dari Sagea dan Kiya Weda Utara Halmahera Tengah Ketika mobil yang saya tumpangi tiba di Desa Lukulamo Weda Halmahera Tengah Maluku Utara pada Selasa (10/10/20230) siang, mulai terasa memasuki kawasan industri tambang nikel yang sibuk. Kendaraan terlihat lalu lalang tak henti melewati jalan nasional poros Weda-Patani. Debu mengepul membungkus jalanan. Mobil menutup kaca jendela […]

  • Ambisi Transisi Energi Terbarukan Dibajak Pebisnis Energi Kotor

    • calendar_month Sel, 7 Okt 2025
    • account_circle
    • visibility 176
    • 0Komentar

    Koalisi Transisi Bersih, yang terdiri sejumlah organisasi masyarakat sipil seperti Satya Bumi, Trend Asia, Sawit Watch, SPKS, Greenpeace dan Walhi, menemukan, pendekatan transisi energi di Indonesia tidak mengarah pada transformasi sistem tata kelola energi, melainkan hanya pada pergantian teknologi. Pendekatan yang tidak transformatif, bertemu dengan biaya proyek yang tinggi dan kejar target bauran energi membuat […]

  • Akademisi: Ancaman Ekosistem Halmahera Serius

    • calendar_month Sel, 9 Feb 2021
    • account_circle
    • visibility 287
    • 0Komentar

    Maluku Utara sebagai daerah kaya bahan mineral,   menjadi incaran investor asing. Baru baru ini pemerintah Provinsi Maluku Utara melalui Sekretaris Daerah Provinsi (Sekprov) Samsudin Abd Kadir menyampaikan bahwa investasi asing masuk ke Maluku Utara yang mengelola tambang, sudah menginvestasikan modalnya di atas 100 triliun. Angka ini dianggap sebagai sebuah keberhasilan menggenjot perekonomian Maluku Utara. Termasuk […]

  • Titik Nol Jalur Rempah adalah Soal Geopolitik (3)

    • calendar_month Jum, 28 Jul 2023
    • account_circle
    • visibility 251
    • 1Komentar

    Untuk menentukan Titik Nol Rempah, bukan lagi sekedar soal romantisme sejarah masa lalu, namun ia adalah soal identitas, nasionalisme, dan soal geopolitik global, untuk menentukan pada titik manakah Indonesia harus memainkan peranannya dalam percaturan global dewasa ini. Jika menoleh apa yang dilakukan China sepeninggalnya Mao Tze Tung, Deng Xiao Ping telah berani mengangkat identitas masa […]

  • Ini Potensi Keanekaragaman Hayati Tiga TWP di Malut (1)

    • calendar_month Kam, 30 Jul 2020
    • account_circle
    • visibility 179
    • 0Komentar

    Delapan kawasan konservasi perairan (KKP) yang diusulkan Pemerintah  Provinsi Maluku Utara melalui Dinas Kelautan dan Perikanan  (DKP), tiga diantaranya telah  ditetapkan  oleh Menteri  Kelautan dan  Perikanan (MKP) menjadi Taman Wisata Perairan (TWP).  Penetapan ini melalui  Keputusan  Menteri   Kelautan  dan Perikanan  Republik  Indonesia   10 Juni 2010 lalu di Jakarta. Pertama, Pulau Mare dan Perairan Sekitarnya. Penetapan […]

  • Dodinga dan Cerita  Wallace untuk Kehati di Maluku Utara   

    • calendar_month Sen, 1 Sep 2025
    • account_circle
    • visibility 213
    • 7Komentar

    Warga Desa Dodinga Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara terlihat tumpah ruah ke jalan siang itu di awal Oktober lalu 2024 lalu. Mereka menyambut tamu penting yang akan meresmikan prasasti Alfred Russel Wallace. Kedatangan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey bersama William (Bill) Wallace cicit Alfred Russel Wallace   dan pemerintah provinsi dan kabupaten ke kampung itu, seperti memutar kembali memori […]

expand_less