Pulau Pagama di Kepulauan Sula Nyaris Hilang
Percaya tidak percaya dampak perubahan iklim memang nyata adanya. Mau bukti, lihatlah kondisi pulau Pagama di Kabupaten Kepulauan Sula Maluku Utara ini. Pulau yang berada tepat di antara Pulau Sulabesi dan Mangole Kepulauan Sula ini nyaris habis disapu air laut.
Pulau ini jika dijangkau dari pelabuhan Kota Sanana, terbilang lumayan jauh. Pulau tak berpenghuni ini dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam menggunakan speedboat. Namun jika menggunakan katinting atau perahu bermesin jhonson, butuh waktu sekira 2 jam untuk bisa menikmati keindahan pantai dan bawah lautnya.
Di pulau Pagama, pengunjung bisa melakukan beragam aktivitas dari berenang, memancing, menyelam, atau sekadar berjemur. Pulau ini juga menjadi tempat persinggahan para nelayan di Kepulauan Sula jika saat melaut dan paceklik.
Pulau berpasir putih yang dihiasi beberapa jenis pohon yang biasa tumbuh di ekosistem pantai termasuk pohon pinus itu, kini nyaris tak tersisa lagi. Kenaikan permukaan air laut dan hempasan geombang membuat daratan pulau ini nyaris hilang. Dulunya daratan pulau ini cukup luas. Namun seiring waktu dan kondisi dampak alam kini luasnya sudah tak cukup 10 meter lagi.
Lima tahun sebelumnya. luas pulau eksotik tersebut sekira 450 meter dan masih ditumbuhi puluhan pohon pinus. Kini, yang tersisa hanya satu pohon pinus yang juga terancam roboh akibat adanya abrasi.
“Untuk lahan yg tersisa kurang lebih 5 meter dan ini tinggal menunggu waktu saja,” kata Kuswandi Buamona akivis Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Maluku Utara yang berkunjung ke pulau tersebut pekan lalu.
Wandi yang sudah beberapa kali mengunjungi pulau ini menyampaikan keperihatinanya dengan kondisi Pulau Pagama. Dia bilang, kondisi pulau Pagama saat ini sudah jauh berbeda dengan kondisi lima tahun lalu. “Nyaris tidak ditemukan lagi pohon karena sudah tumbang dihempas gelombang,” ujarnya. Dia lantas memprediksi pulau ini akan hilang dalam waktu yang tidak lama lagi jika taka da upaya penyelamatan.
Pulau ini menjadi icon Kepulauan Sula, sekaligus tempat wisata. Sayang kurang mendapat perhatian dari pemda Kabupaten Kepulauan Sula.
Ini terbukti dengan semakain mengecilnya pulau ini bahkan hampir hilang, tetapi belum ada upaya untuk perlindungan dan perbaikannya. Karena itu dia mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah agar peduli dan mau menyelamatkan pulau ini dengan gerakan yang nyata.
“Ancaman tenggelamnya pulau akibat kenaikan permukaan laut menjadi faktor yang paling dicurigai.Salah satunya ini akibat adanya aktifitas reklamasi di pesisir pantai Kota Sanana,” jelas Wandi.
Harapannya semoga kondisi Pulau Pagama ini menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula yang baru terpilih ini. Ayo mari kita selamatkan Pagama,” harapnya.(*)
CEO Kabar Pulau