Breaking News
light_mode
Beranda » Kabar Malut » Di Hari Bhakti Rimbawan, Diingatkan Jaga Hutan dan Perubahan Iklim

Di Hari Bhakti Rimbawan, Diingatkan Jaga Hutan dan Perubahan Iklim

  • account_circle
  • calendar_month Kam, 17 Mar 2022
  • visibility 181

Setiap 16 Maret diperingati sebagai  hari Bhakti  Rimbawan Indonesia. Peringatan  ke 39 pada Rabu (16/3/2022) secara nasional turut dilaksanakan para rimbawan di Maluku Utara. Acara  ini dipusatkan di Sofifi Ibukota Provinsi Maluku Utara. Mengangkat Tema   “Rimbawan Menjaga Lingkungan, Mendukung Sukses Presidensi G20 Indonesia, para rimbawan diminta memaknainya sebagai  bagian dari upaya meneguhkan arah dan cara pandang  dalam menggali  memori  dalam benak  tentang peran hutan sebagai elemen dan struktur pembentuk bentang alam dan lingkungan yang perlu dijaga.

Hal ini disampaikan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK)  Dr Sitti Nurbaya Bakar  melalui sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Dinas  Kehutanan Provinsi Maluku Utara  M Syukur Lila. Upacara yang dipusatkan  di halaman kantor Balai Taman Nasional Ake Tajawe Lolobata (TNAL) Sofifi  itu. dilanjutkan dengan  webinar dengan  Menteri serta  kegiatan memeriahkan hari penting tersebut di Pantai Doe doe Guraping.

Menteri  mengingatkan diupayakan mengembalikan hutan alam    hutan tropika basah, untuk  kembali pada alam dan lingkungan hidup sebagai “liebenstraum” bangsa Indonesia.  Dalam 5-7 tahun ini  ini rimbawa merasakan dan menjadi pelaku penting dalam berbagai perubahan sektor kehutanan dan lingkungan hidup terutama   tranformasi struktural dan produktivitas alam dan manusia untuk mengatasi kesenjangan dan mewujudkan kesejahteraan.  

Tidak hanya soal hutan, para Rimbawan  juga diingatkan soal  kesadaran  pengendalian perubahan iklim yang merupakan hal sangat serius, yang harus ditangani secara komprehensif. Hal ini menyangkut berbagai elemen bentang alam; pertimbangan kesejahteraan rakyat Indonesia; serta berkenaan dengan peran nasional dalam melaksanakan ketertiban dunia, dlaam  konteks alam dan iklim melalui konvensi perubahan iklim UNFCCC yang diratifikasi Indonesia dengan UU No 16 Tahun 2016.

“Pada 2021 dalam rangka COP 26 tahun 2021 setelah COP Paris tahun 2015,   telah menapak maju dalam kerja-kerja aksi iklim, di berbagai sektor terutama sektor kehutanan dan lahan, selain tata kelola sampah dan limbah dalam konsep sirkuler ekonomi.  Indonesia termasuk negara-  yang sedikit diantara negara-negara di dunia yang telah menegaskan komitmen nya dengan Dokumen Updated NDC dan dokumen Long-term Strategy on Low Carbon and Climate Resilience 2050 (LTS-LCCR 2050). Dokumen LTS-LCCR merupakan dokumen informasi yang berfungsi sebagai pedoman dalam implementasi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta komitmen NDC lima-tahunan selanjutnya,” jelas Menteri.

Di tengah ketidakpastian janji negara-negara maju untuk menyalurkan pembiayaan membantu negara berkembang dalam menangani perubahan iklim, pemerintah Indonesia terus bergerak nyata memperkuat kebijakan pengendalian perubahan iklim dalam negeri  untuk menjaga kepentingan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sesuai target Nasional.  

“Target utama tetap fokus pada upaya mengurangi deforestasi dan degradasi hutan. Meski tantangannya cukup berat, kita akan terus bekerja meletakkan pondasi pembangunan lingkungan berprinsip sustainability, yang telah menjadi tuntutan masyarakat/publik dalam upaya pembangunan sosioekonomi untuk kebutuhan masa kini, tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang dengan memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup,” jelanya.

Pada tahun 2022 Indonesia memimpin Forum G-20; dengan Presidensi G20 Indonesia. Spirit yang dibawa dalam Presidensi G-20 tahun 2022 ini ialah “Recover together, recover stronger”. Merupakan kesempatan untuk G-20 di Bali nanti Indonesia dapat menjadi sumber inspirasi dan dapat menjadi role model bagi negara-negara anggota dan dunia secara umum.

“Bahwa kita mampu menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan bahwa terdapat keseimbangan peran antar berbagai negara dalam tujuan mulia melindungi bumi dan manusia dengan menjaga turunnya suhu bumi 2 derajat Celsius bahkan diupayakan hingga 1,5 derajat Celsius,” jelasnya.

Di Hari Bhakti Rimbawan ini Menteri  mengajak seluruh rimbawan baik di Kementerian LHK, pemerintah daerah, bisnis leaders dan para aktivis, para pemangku kepentingan  dan seluruh masyarakat,   bersama bahu membahu memberikan kontribusi pemikiran ataupun kegiatan nyata di lapangan, di masing-masing area of interest/responsibility, untuk menyukseskan Presidensi G20 Indonesia. Sebagaimana komitmen yang selalu disampaikan dalam berbagai forum global/multilateral, Indonesia memandang sangat penting   memastikan bahwa komitmen- komitmen tersebut dipenuhi melalui kebijakan dan aksi-aksi nyata  yang telah banyak dilakukan.  Misalnya penanganan karhutla dengan modifikasi cuaca dan sistem paralegal; pengendalian deforestasi; tata kelola gambut dan mangrove; pengendalian perijinan; pemulihan habitat metapopulasi wildlife; ekoriparian dan replikasi ekosistem; membangun sirkuler ekonomi dan berbagai hal. “Mari terus kita lakukan konsolidasi Rimbawan Indonesia dari berbagai elemen fungsi di masyarakat. Terus mengambil langkah aksi iklim  termasuk konsolidasi gagasan dan aksi menjaga alam Indonesia,” kata Menteri Siti.

Sementara rangkaian Hari Bhakti Rimbawan Ke 39 Provinsi Maluku Utara  usai  upacara serta virual meeting dengan kementerian di kantor Taman Nasional Aketajawe, dilanjutkan   lomba gigit sendok, lomba masukan pencil kedalam botol, tarik tambang dan Donor darah serta  penanaman Pohon di areal wisata pantai Guraping.

Foto bersama usai upacara Hari Bhakti Rimbawan

Kegiatan  hari rimbawan ini dihadiri Seluruh Kepala   KPH se   Maluku Utara,Kepala BPDSAL Akemalamo, serta beberapa Mitra Dari Kehutanan Provinsi Maluku Utara serta seluruh dharma wanita di lingkup Dishut Maluku Utara dan Taman Nasional Aketajawe lolobata. Ada juga kegiatan social yakni donor darah dan penanaman pohon,”jelas Ketua Panitia Hari Bhakti Rimbawan Fahruradzi Jauhari. (*)  

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Alihfungsi Lahan Penyebab Banjir di Halmahera Utara?

    • calendar_month Kam, 21 Jan 2021
    • account_circle
    • visibility 331
    • 0Komentar

    Aktivitas penebangan di kawasan DAS Tiabo, foto Ahsun Inayah

  • Seni dan Tradisi Togal Tergerus Zaman?

    • calendar_month Jum, 20 Nov 2020
    • account_circle
    • visibility 599
    • 0Komentar

    Ditinggal Muda-mudi, Digandrungi Kaum Tua      Ibu-ibu berkebaya memakai sarung dan selendang  itu usianya sudah di atas 50 tahun. Mereka duduk berbaris di bawah tenda, sambil menunggu bapak-bapak yang datang dan ikut  pesta ronggeng togal. Ini adalah cara warga Desa Samo di Halmahera Selatan meramaikan  Festival Kampung Pulau dan Pesisir yang diinisiasi perkumpulan PakaTiva bersama […]

  • Ada Apa, Ikan di Pesisir Ternate Mati Mendadak?

    • calendar_month Ming, 10 Sep 2023
    • account_circle
    • visibility 248
    • 2Komentar

    Peristiwa tidak biasa terjadi di pantai Kelurahan Sasa Kota Ternate Selatan Kota Ternate Maluku Utara  Minggu (10/9/2023) pagi.  Warga di  kawasan pantai  RT05/RW02  itu digegerkan adanya ribuan ikan mati terdampar. Kawasan pantai  yang juga dipenuhi berbagai jenis sampah baik plastic dan  sisa aktivitas rumah tangga itu berserakan bangkai beberapa jenis ikan. Beberapa    yang diidentifikasi […]

  • Kemenag Keluarkan SE  Jaga Lingkungan Satuan Pendidikan

    • calendar_month Sen, 27 Jan 2025
    • account_circle
    • visibility 360
    • 0Komentar

    Kementerian Agama membuat imbauan dalam bentuk surat edaran (SE) yang meminta satuan pendidikan proaktif dan peduli menjaga dan memelihara lingkungan. Imbauan ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Pendidkan Islam (Dirjen Pendis) Nomor 1 tahun 2025 tentang Pemeliharaan Lingkungan Satuan Pendidikan. SE yang diterbitkan 14 Januari 2025 ini merupakan tindak lanjut arahan Menteri Agama […]

  • Melihat Festival Kalaodi, dan Pekan Lingkungan Hidup P3K

    • calendar_month Sen, 26 Nov 2018
    • account_circle
    • visibility 171
    • 0Komentar

    Ajakan Kembali ke Alam  hingga Lindungi Pulau dan Laut Gendang dan tifa mengiringi  soya-soya Kalaodi. Tarian  itu sekaligus menjadi salam pembuka kepada tamu  dan warga  yang datang   menyaksikan    festival  Buku se Dou Kalaodi   Kota Tidore Kepulauan. Selain festival Kaaodi,   dilanjutkan  dengan  Pekan Pelestarian Hutan Mangrove dan Ekowisata Pesisir Laut  di Kayoa Halmahera Selatan. Acara ini   adalah satu […]

  • Nasib Miris PLTS di Halmahera Selatan (2) Habis

    • calendar_month Sen, 14 Agu 2023
    • account_circle
    • visibility 258
    • 0Komentar

    Tak Cuma Bangun, Butuh Perawatan untuk Keberlanjutan Provinsi Maluku Utara dengan 805 pulau memiliki banyak desa di pulau kecil. Dari total desa, 898 ada di tepi laut  sementara bukan di tepi laut  ada 305  desa. Mayoritas desa di pesisir dan pulau, memikul beban  ketersediaan energi listriknya. Di pulau kecil yang memiliki penghuni belum semua tersedia […]

expand_less