Breaking News
light_mode
Beranda » Kabar Kota Pulau » Berbagai Pihak Bedah Air Tanah Pulau Ternate

Berbagai Pihak Bedah Air Tanah Pulau Ternate

  • account_circle
  • calendar_month Ming, 3 Sep 2023
  • visibility 219

DPRD: RPJPD dan RPJMD Harus Akomodir Masalah Sumberdaya Air

Komunita Besa ma Cahaya Kota Ternate Kamis (1/9/2023) malam, menggelar  Focus Group Discussion (FGD) membahas tema Cinta Tanah Air? Konservasi AirTanah, Selamatkan Airtanah Ternate.  FGD  ini sebgai bagian dari tindaklanjut kegiatan sedekah air hujan yang dilaksanakan komunitas Besa ma Cahaya baik di Kota Ternate maupun Pulau Mayau dan Tifure.  

FGD dipusatkan di Kedai Sinar Gemilang, Kelurahan .Jati Kota Ternate  menghadirkan  narasumber Mahdani mewakili Kasatker OP BWS Malut,  Plt  Dirut Perumda  Ake Ga’ale Muhammad Syafei, Kabid PPKL DLH Kota Ternate Syarif Tjan, Peneliti Air Tanah Universitas Khairun Ternate Dr. Rahim Ahmad  dan  Zulkifli,  Founder Besa Ma Cahaya.   

FGD ini juga melibatkan  peserta dari  anggota DPRD Kota Ternate – BPDAS, BMKG, OPD, Organisasi non pemerintah,  akademisi  dan para penerima  bantuan iPAH.  Yakni Panti Asuhan dan Rumah Tahfidz Al Qur’an Al Muslih Kel Jambula Kec Pulau Ternate. Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Hidayatullah Kelurahan .Gambesi Kecamatan Kota Ternate Selatan, Gereja GKPMI Kelurahan  Bido Kecamatan  Pulau Batang Dua dan   SD GPM Kel.Mayau Kec.Pulau Batang Dua.

“FGD ini puncak dari rangkaian kegiatan yang kami laksanakan dalam rangka  memeriahkan HUT Ke-78 Kemerdekaan RI.  Ini juga bagian dari pelaksanaan Program Replikasi Kalpataru Tahun 2023 yang saya terima,” jelas Zulkifli.

Sebelum FGD berlangsung diserahkan secara simbolis bantuan 4 unit iPAH  kepada para penerima bantuan. Keempat iPAH  itu dibangun melalui pendanaan Program Replikasi Kalpataru Tahun 2023 dan Program Sedekah Air Hujan. “Program Replikasi Kalpataru sifatnya stimulan hanya bisa dibangun 1 unit iPAH, sedangkan 3 unit iPAH lain melalui Program Sedekah Air Hujan,”katanya.

Sementara  untuk FGD   adalah memberikan gambaran ketersediaan dan pengelolaan sumber daya air di Kota Ternate, menginventarisasi permasalahan dan solusi penanganannya. Melalui FGD ini juga disosialisasikan Instalasi Pemanfaatan Air Hujan yang terintegrasi dengan Lubang Injeksi Air Hujan (iPAH lia Hujan).

Suasana pelaksanaan FGD pada Kamis (1/0/2023) malam lalu foto Ipin

“Output FGD ini adalah rekomendasi pengelolaan sumber daya air di Kota Ternate baik dari aspek hukum maupun teknis yang akan disampaikan kepada Pemerintah  secara berjenjang  dan stake holder terkait.

Menurutnya, bicara ketersediaan dan pengelolaan sumberdaya air  di Kota Ternate bukan hanya di Pulau Ternate saja, tapi juga Pulau Hiri, Pulau Moti, Pulau Mayau dan Pulau Tifure yang dari tahun ke tahun sebagian warganya mengalami kendala mengakses air bersih yang berkelanjutan. Tidak semua sumber air warga di sana bisa dikonsumsi untuk minum dan masak. Warga harus mengambil air layak dari sumber- sumber yang lain.

“Kami dari Besa Ma Cahaya sangat bahagia bisa melaksanakan FGD ini karena dihadiri narsumber dan peserta yg memberikan tambahan banyak referensi dari berbagai perspektif  terkait ketersediaan dan pengelolaan airtanah,” jelas  Zulkfili.

Referensi-referensi itu menjadi ikhtiar bersama terkait ancaman krisis air bersih di Kota Ternate yang merupakan kota pulau kecil apalagi dikaitkan dengan perubahan iklim global yang dampaknya telah dirasakan.

 Dalam FGD itu Zulkifli turut menyampaikan  terima kasih kepada para pihak seperti Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara,  BWS Maluku Utara dan Dirut BPRS Bahari Berkesan yang telah mendukung   dan bantuannya melalui Program Sedekah Air Hujan.  ” Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu sehingga FGD ini bisa berjalan dengan lancer,” tutupnya.

Beberapa pihak yang diundang dalam FGD ini turut memberi apresiasi atas apa yang telah dilakukan Zulkifli bersama  komunitas Besa ma Cahaya selama ini.

Pendeta Fileks Talakua   tokoh agama Pulau Tifure yang hadir dalam  FGD tersebut, menyampaikan apreseasi atas apa yang dilakukan Besa ma Cahaya. Dia bilang  Zulkifli  tidak hanya punya gagasan tetapi juga aksi dalam tingkat praksis yang mengingatkan semua pihak bahwa Kecamatan Batang Dua juga bagian dari Ternate sehingga penting juga diperhatikan.  Perlu dilakukan riset agar arah kebijakan tepat sasaran. Berkaitan dengan air tanah bukan hanya soal menyimpan tetapi juga mengkonsumsi.

“Air bersih menjadi kebutuhan masyarakat termasuk kami  di Batang Dua. Air  di sana mengandung  zat kapur  khususnya di Tifure dan sangat   tinggi karena itu butuh riset untuk diketahui kelayakan dan dampaknya secara kesehatan. Di sana air bersih terkadang di distribusi dari Bitung dengan harga Rp30 ribu/per gelon. Hal ini  perlu menjadi perhatian bersama,”katanya.

Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Kota Ternate Junaidi A Bahrudin yang   hadir FGD itu menyampaikan bahwa  hal seperti ini perlu dilalukan dengan melibatkan lebih bnyak pemangku kepntingan. Tujuannya  agar permasalahan pengelolaan sumber daya air di kota Ternate bisa menjadi arus utama perencanaan pembangunan  daerah ke depan

 Apalagi dalam waktu dekat Pemkot Ternate akan menyusun dokumen {Perda Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)  Kota ternate. Sehingga itu perlu  didorong isu-isu  pengelolaan sumber daya air dan konservasi air tanah ke dalam perencanaan jangka panjang. Demikian halnya penyusunan RPJMD 5 tahun ke depan.  DPRD Kota Ternate mendorong Bapeltibangda agar fokus melakukan riset terkait permasalahan air bersih di Kota Ternate,” harapnya. (*)

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Ini Optimisme Anak Muda Tentang Indonesia

    • calendar_month Jum, 12 Agu 2022
    • account_circle
    • visibility 179
    • 1Komentar

    Yakin Kebutuhan Dasar Terpenuhi, Sangat Prihatin Kondisi Politik dan Hukum Survei Optimisme 2022 yang digelar oleh GoodNews From Indonesia (GNFI) bekerjasama  dengan Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), dirilis  hasilnya  dan didiskusikan Rabu (10/8/2022) lalu. Peluncuran dan diskusi secara online itu memaparkan hasil   survei itu  yang menyimpulkan  ada optimisme  dan keprihatinan di kalangan […]

  • Tanya Izin Perusahaan, DPRD Haltim Datangi Dishut Malut

    • calendar_month Sel, 26 Jan 2021
    • account_circle
    • visibility 140
    • 0Komentar

    Rapat Komisi III dengan Dinas Kehutnan Provinsi Maluku Utara

  • Titik Nol Jalur Rempah Dunia (2) 

    • calendar_month Rab, 12 Jul 2023
    • account_circle
    • visibility 764
    • 1Komentar

    Rempah adalah Identitas dan Peradaban Sejarawan Universitas Khairun Ternate, Rustam Hasyim (2013), dalam Dari Cengkih ke Kerang Mutiara, Perdagangan di Keresidenan Ternate 1854-1930, menyebutkan Maluku Utara sendiri bukan saja menghasilkan rempah, namun telah memperdagangkan demikian banyak komoditi selain rempah, untuk dijual  ke manca negara. Rustam mencatat sirip hiu, mutiara, sirip penyu, kopra, kakao, tembakau, damar, […]

  • Pakativa – Dinkes Lakukan Penyuluhan Kesehatan

    • calendar_month Kam, 10 Sep 2020
    • account_circle
    • visibility 128
    • 0Komentar

    Jalannya kegiatan penyuluhan kesehatan yang digelar Paka Tiva dan Dinkes Ternate/foto Ima Paka tiva

  • Ayo Selamatkan Pulau Ini Sebelum Tenggelam

    • calendar_month Rab, 24 Feb 2021
    • account_circle
    • visibility 391
    • 2Komentar

    Kondisi PUlau Pagama saat ini. foto Wandi

  • Dampak Industri Ekstraktif di Malut Sangat Serius

    • calendar_month Jum, 23 Agu 2024
    • account_circle
    • visibility 445
    • 0Komentar

    BRIN: Kelestarian dan Kelangsungan Ekosistem Pulau-pulau Makin Terancam   Dampak industry ekstraktif bagi kelestarian dan kelangsungan ekosistem  terutama di pulau pulau kecil seperti di Maluku Utara sangat serius. Kehadiran industry padat modal  terutama pertambangan mineral diberbagai tempat termasuk di Maluku Utara disebut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)  mengancam lingkungan, biodiversitas dan manusia di dalamnya. […]

expand_less