Breaking News
light_mode
Beranda » Lingkungan Hidup » Kawasan Khusus Sofifi di Atas DAS Kritis

Kawasan Khusus Sofifi di Atas DAS Kritis

  • account_circle
  • calendar_month Sel, 15 Jun 2021
  • visibility 332

Rawan Banjir dan Berada di Daerah Pusat Gempa

Ibu kota Provinsi Maluku Utara yang berada di Kota  Sofifi  Pulau Halmahera ternyata dibangun di atas Daerah Aliran  Sungai (DAS) yang kondisinya kritis. Karena itulah  DAS ini masuk dalam pemulihan.

Ibukota Provinsi yang telah ditetapkan melalui Undang undang Pemekaran provinsi Maluku Utara no 46 Tahun 1999  itu,   selain dibangun di atas DAS kritis juga  berada di  daerah rawan gempa. Karena itu mitigasi dua persoalan ini perlu dipikirkan ketika membuat perencanaan  pembangunan Kota Sofifi   yang   kini telah ditetapkan menjadi Kawasan Khusus tersebut.

Hal ini turut mengemuka dalam rapat Forum Daerah Aliran Sungai (FORDAS) Maluku Utara yang digelar di secretariat Fordas Malut Kantor Balai DAS Malut Kalumata Ternate Kamis (10/6/2021) lalu. Rapat yang bertujuan menyiapkan agenda musyawarah anggota forum  untuk memilih ketua forum   baru periode 2021-2025 itu  turut mempertimbangkan  sebelum melaksanakan agenda organisasi tersebut penting memberi masukan kepada pemerintah provinsi Maluku Utara terkait rencana pengembangan kota Sofifi. Rapat yang turut dihadiri Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)- dan Hutan Lindung Ake Malamo Maluku  Utara Asih Yunani MP itu  menyuarakan perlu adanya masukan Forum Daerah Aliran Sungai (FORDAS) Malut untuk pembangunan Kawasan Khusus Sofifi ke depan. Hal ini penting dilakukan karena,  ternyata keberadaan kota Sofifi dan sekitarnya   ada di atas DASOba yang harus dipulihkan. 

“Perlu ada masukan ke tim penyusunan dokumen Kawasan Khusus Sofifi. Tujuannya  mereka  tidak  lupa,  bahwa kota ini berada di atas DAS kritis. Masukan dari FORDAS Maluku Utara sangat diperlukan,” kata Mardiyani Sidayat salah satu anggota Fordas Malut.

Maridyani yang juga dosen di Fakultas Pertanian Universitas Khairun Ternate itu bilang upaya ini perlu dilakukan agar   pemerintah membangun Sofifi dan sekitarnya dengan mempertimbangkan berbagai aspek  termasuk lingkungan di dalamya. Dia bilang, Kota Sofifi yang dikelilingi Sungai  Oba dan beberapa di sekitarnya  memiliki ancaman serius jika dalam dokumen perencanaan Kawasan Khusus ini tidak mempertimbangkan aspek- aspek tersebut.

Soal DAS Oba yang kondisinya  perlu pemulihan ini diakui pihak BPDAS HL  Ake Malamo Maluku Utara. Arbain Mahmud  anggota Fordas dari BPDAS HL bilang, DAS Oba dalam statusnya memang  kritis. Hanya saja status kritis itu sekarang dihapus  dan diganti dengan  DAS prioritas yang perlu dipulihkan dan dipertahankan.  DAS Oba   sendiri butuh pemulihan  maka   itu dalam master plan perencanaan pembangunan kawasan khusus Sofifi perlu mempertimbangkan hal ini.

Masukan ini kemudian  disepekati FORDAS  dengan berencana  menggelar symposium dan FGD bersama sejumlah elemen terkait, meminta masukan agar  nanti diberikan masukan kepada tim pemerintah  dalam  menyusun dokumen   master plan kawasan khusus kota Sofifi.

“Kita sepakati sebelum kegiatan musyawarah anggota Fordas,  dilaksanakan symposium melibatkan berbagai pihak yang nanti dijadikan dasar  masukan ke tim,” jelas ketua Fordas Malut Thamrin Ibrahim.  Kegiatannya   rencana  dilaksanakan akhir Juni ini.

Sekadar diketahui   Maluku Utara (Malut) memiliki 3.568 Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan total luasan 3.148.431,35 Hektare. Data BPDAS-HL  untuk DAS Oba secara administrasi pemerintahan,  berada di Wilayah Pemerintahan Kota Tidore kepulauan meliputi 4 (empat) Kecamatan yakni Oba Utara, Oba Tengah, Oba dan Kecamatan Oba Selatan.Kondisi topografinya berbukit dan umumnya  curam yakni seluas 73.669,67 ha atau 61,58 persen. Sangat curam 18.031,28 ha atau 15,07 % dari total luas Satuan  Wilayah Pengelolaan (SWP)  DAS Oba.  Sisanya seluas 27.939,55 ha atau 23,35 persen merupakan wilayah yang datar hingga miring yang berada di sepanjang pesisir dan daerah lembah yang berada di antara perbukitan. 

Untuk  SWP Daerah Aliran Sungai (DAS) Oba seluas 119.641,09 ha  terdiri  atas 16  DAS. Yakni  DAS Ake Kolano,  DAS Oba,  DAS Mira,  DAS Waimira Tiga,  DAS Ake Toburo,  DAS Ake Lamo Tidore,  DAS Ake Gumi,   DAS Ake Lola,   DAS Gita,  DAS Ake Tului  DAS Ake Tayawi,  DAS Ake Bale  DAS Kosa Payahe,   DAS  Ake Sigela  dan  DAS Kuala Maidi.

Dari keseluruhan DAS ada beberapa kondisinya kritis sehingga perlu ada pemulihan. DAS yang butuh pemulihan   sangat rentan dengan ancaman banjir. “Jika tidak dipikirkan DAS di Kawasan khusus Sofifi ini di masa depan akan menuai akibatnya  terutama dihantam banjir dan longsor,” ujar Mardiyani.  

Dalam catatan kabarpulau.co.id/  Sofifi yang saat ini belum dibangun secara massive saja,  di beberapa lokasi  menjadi langganan banjir. Ada sejumlah kantor yang setelah dibangun  misalnya tidak bisa ditempati bahkan ditinggalkan karena menjadi langganan banjir.  Ambil contoh Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di Desa Rioribati Jailolo Selatan   setelah   dibangun  tidak bisa dilajutkan  karena setiap saat dihantam banjir.  Begitu juga di Desa Tabadamai Jailolo Selatan yang menjadi lokasi perumahan PNS  setelah  dibangun   dua unit,  tidak bisa lagi dilanjutkan sampai saat ini, juga  karena menjadi langganan banjir. Perumahan ini kemudian dipindahkan ke Jalan 40 Desa Balbar Oba Utara.  Ada lagi  rumah sakit  Sofifi yang  dibangun di  pusat kecamatan Oba Utara juga tidak layak dan dipindahkan ke Desa Durian lagi lagi alasannya karena sering tergenang dihantam banjir. Ini beberapa contoh ril dari rentannya Sofifi  dari banjir.  Sumber banjir ini  rata rata berasal dari Kali Oba yang berada dalam kawasan DAS Oba.     

Tidak hanya DAS kritis, Kawasan Khusus Sofifi juga ternyata  rentan terhadap aktivitas  geologi terutama gempa bumi. Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Maluku Utara  memberikan masukan kepada pemerintah provinsi   agar perlu mempertimbangkan mitigasi masalah ini dalam  membangun  sebuah kota  masa depan.

Ketua IAGI Maluku Utara Abdul Kadir Dedy Arief bilang, secara regional sudah jelas berada pada posisi struktur geologi (sesar). Ini dapat terlihat melalui bentuk pola sungai serta relief morfologinya. Bahkan beberapa batuan tersingkap sudah informasikan bahwa kontrol tektoniknya   sangat intens. Dengan penyusun batuan yang tediri atas batupasir, batulempung , backswamp serta endapan aluvial lainnya. IAGI berharap dalam pengembangannya benar benar dikaji data surface maupun subsurface.  

Luapan-sungai-Toburo- Oba yang masuk dalam kawasan khusus Sofifi- menggenangi-jalan-lintas-Halmahera.-foto Apriyanto Latukau

Soal adanya DAS Oba yang rentan ini,  menurut  Sekretaris Daerah Provinsi Malut  Syamsuddin A Kadir   dikonformasi di Sofifi Senin (14/6/2021),  mengaku adanya   informasi ini maka akan berkoordinasi dengan pihak pihak berkompeten termasuk misalnya BPDAS HL.   Sementara untuk dokumen perencanaan kawasan khusus Sofifi karena nanti ada dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), maka  dalam penyusunan dan pembahasannya akan melibatkan semua pihak. Tujuannya  masalah seperti  juga  menjadi masukan   bagi perbaikan pembangunan kota Sofifi ke depan.  

“Nanti ada dibuat dokumen RTRW   Sofifi yang dijabarkan dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)  hal hal ini nanti akan dimasukan, tentu  melibatkan semua pihak bicara melalui seminar,” katanya.

Sekadar diketahui,  kawasan khsusus Sofifi meliputi  2 Kecamatan  di Kota Tidore Kepulauan yakni Oba Utara dan Oba Tengah. Ada juga di Kecamatan Jailolo Selatan wilayah Halmahera Barat. Pemerintah Provinsi sendiri telah membuat proposal usulan pembangunan Kawasan Khusus Sofifi  senilai Rp15 Triliuan dan telah diakomodir  pemerintah pusat.(*)

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Kelompok Tani Hutan di Tidore Kembangkan Minyak Kelapa

    • calendar_month Rab, 20 Jan 2021
    • account_circle
    • visibility 171
    • 0Komentar

    Tulisan Kiriman  Andy Taufik Marasabessy Dishut Malut Sumberdaya kelapa yang melimpah di bumi Maluku Utara menjadi berkah. Selain dibuat kopra juga diolah menjadi minyak kelapa kampong. Seperti yang dilakukan Kelompok Tani Hutan (KTH)   Balibunga Lestari Kelurahan Rum  Kota Tidore. Mereka mengolah buah kelapa menjadi minyak. Dari hasil olahannya   dijual ke pasar serta dikonsumsi. Untuk pengembangan […]

  • Nelayan Tuna Morotai Terpukul Covid- 19

    • calendar_month Sen, 21 Sep 2020
    • account_circle
    • visibility 186
    • 0Komentar

    Penulis: Indah Indriyani Morotai Pandemi covid-19 menghantam hamper semua lini kehidupan. Tidak terkecuali masyarakat bawah seperti nelayan. Pandemic ini juga mengubah banyak hal dalam kehidupan. Termasuk nasib para nelayan. Di Desa Sangowo Kecamatan Morotai Timur, Kabupaten Pulau Morotai,  nelayanikan tuna sangat terpukul akibat jatuhnya harga.  “Dampak pandemic covid-19 yang paling dirasakan nelayan yaitu harga ikan […]

  • Ini Masalah Pembangunan di Pulau Makeang dan Kayoa

    • calendar_month Sab, 9 Okt 2021
    • account_circle
    • visibility 162
    • 2Komentar

    Jembatan penghubung di jalan lingkar pulau Makeang yang menghubungkan antardesa rusak parah, foto M Ichi

  • Pemkot Ternate akan Bangun Pusat Studi dan Riset Rempah

    • calendar_month Rab, 15 Jun 2022
    • account_circle
    • visibility 179
    • 1Komentar

    Bentang Artefak sejarah tentang kejayaan rempah di masanya/ foto istimewa

  • Cerita Kehancuran Pulau  di Halmahera dan Sulawesi Hadir Dalam Diskusi COP di  Brazil

    Cerita Kehancuran Pulau  di Halmahera dan Sulawesi Hadir Dalam Diskusi COP di  Brazil

    • calendar_month Sab, 15 Nov 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 97
    • 0Komentar

    Nikel jadi Sumber Kehancuran Ruang Masayarakat Adat  Di tengah  gegap gempita janji-janji iklim yang digaungkan para pemimpin dunia dalam ruang-ruang negosiasi COP30 di Belém, Brazil, nasib banyak Masyarakat Adat justru kian terancam oleh ambisi transisi energi global. Dalam diskusi side event COP30 Centering Justice and Responsible Critical Minerals Governance di Ford Foundation Pavilion, suara-suara masyarakat […]

  • Ekowisata di Punggung Gamalama

    • calendar_month Jum, 28 Agu 2020
    • account_circle
    • visibility 194
    • 0Komentar

    Menikmati  Keindahan  Ternate dari  Puncak Hutan Pala dan Cengkih  Pagi jelang siang di pertengahan Juli lalu, ketika udara hutan pala dan cengkih masih  segar, saya  coba menyusuri  punggung Gunung Gamalama. Lokasi ini berada tepat di kawasan puncak Kelurahan Moya Kota Ternate Tengah Maluku Utara. Lokasi ini dalam beberapa  bulan belakangan  menjadi salah satu spot paling […]

expand_less