Breaking News
light_mode
Beranda » Kabar Kota Pulau » Ini Model Mitigasi Gempabumi Siswa SD

Ini Model Mitigasi Gempabumi Siswa SD

  • account_circle
  • calendar_month Kam, 7 Okt 2021
  • visibility 227

Ternate merupakan salah satu  pulau vulkanik di Indonesia. Pulau ini tidak hanya memiliki kerawanan karena ada gunungapi aktif. Daerah ini juga menjadi salah satu jalur ring of fire atau cincin api pasifik yang sangat aktif.  Karena itu setiap saat selalu mendapatkan dampak dari aktivitas kegempaan.   

Bencana gempbumi dan letusan gunung api yang terjadi sering kali menimbulkan korban jiwa dan harta benda. Karena itu maka perlu diberi kesadaran sejak dini kepada  semua elemen terutama anak-anak yang masih berada di jenjang pendidikan dasar. Tujuannya, paling tidak mengenalkan sejak dini berbagai bencana ini sebagai bentuk mitigasi.

Atas dasar itu kemudian  dalam  Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang dilakukan Dosen dan mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan  Universitas Khairun (Unkhair) Ternate,  memberikan pengetahuan dasar kepada anak-anak yang berada di beberapa sekolah dasar  di Kota Ternate,  karena  sangat rawan  kebencanaan gempabumi dan gunung api. Seperti yang dilaksanakan di SD Negeri 4 di Jalan Mononutu Kota Ternate Rabu (6/10). Dalam kegiatan tersebut para siswa diberikan pemahaman mulai dari penjelasan secara teori, pengenalan alat sederhana deteksi gempa hingga menonton video  yang menceritakan dampak dari gempabumi.  

Risky Nur Amelia Nirmala  koordinator kegiatan PKM menjelasakan, kegiatan ini tujuannya adalah  ingin  meningkatkan literasi dengan memperkenalkan mitigasi bencana, dan membangun sikap sadar bencana gempabumi.

“Melalui kegiatan ini kita kemudian memperkenalkan alat peraga alarm gempabumi sebagai media pembelajaran kepada mereka,” jelasnya.  

Dia bilang, sosialisasi seperti ini sangat penting dilaksanakan sejak dini. Apalagi Kota Ternate termasuk kota yang nyaris hamper setiap saat dilanda  bencana gempa.

Melalui program ini, Risky bersama  tim yang terdiri Rohima Wahyu Ningrum  dan Suryani Thaib itu,   mengajak peserta didik agar bisa lebih memahami risiko  dan bahaya gempa bumi serta mengerti apa saja yang harus dilakukan   sebelum, saat, dan setelah gempabumi terjadi. Hal ini diperlukan supaya peserta didik tidak takut saat gempa bumi benar-benar terjadi.

Siswa diberi pemahaman kebencanaan dengan alat peraga. foto tim PKM

Pertanyaan dasar kepada para siswa  dalam  pelaksanaan PKM  adalah  apakah yang dimaksud dengan  gempabumi. Selanjutnya dengan pertanyaan itu,  mereka diberikan  penjelasan mengenai pengertian dasar gempa bumi. Tidak itu saja, mereka juga ditunjukan alat peraga dan diberikan tontonan  video mengenai  gempa bumi serta mitigasi bencana yang dilakukan.  Alat alat   itu mampu mendeteksi gempa bumi dan lagu yang berhubungan dengan gempa bumi.  

“Kita sangat mengapresiasi respon positif dari sekolah yang memberi dukungan terhadap kegiatan PKM ini.  Harapan Kami agar peserta didik mempunyai pengetahuan tentang gempa bumi dan mitigasi bencana,” kata WahyuNingrum anggota tim PKM.

Untuk mengetahui    pemahaman mitigasi bencana    para siswa diminta mengisi daftar isian  untuk mengetahui seberapa  paham para peserta didik akan hal ini. Juga merupaka   bentuk literasi  bencana gempa bumi.(*)   

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Apa Kabar Deforestasi di Indonesia?

    • calendar_month Sen, 3 Jul 2023
    • account_circle
    • visibility 217
    • 1Komentar

    Pemerintah Klaim Turun  8,4 Persen Deforestasi Indonesia tahun 2021-2022 turun 8,4% dibandingkan hasil pemantauan tahun 2020-2021. Deforestasi netto Indonesia tahun 2021 -2022 adalah sebesar 104 ribu ha. Sementara, deforestasi Indonesia tahun 2020-2021 adalah sebesar 113,5 ribu ha. Demikian rilis resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia sebagaimana dimuat dalam situs resmi […]

  • Dulu Kaya dari  Perkebunan, Kini  Lahannya Lenyap (2)

    • calendar_month Sab, 31 Mei 2025
    • account_circle
    • visibility 526
    • 0Komentar

    Kabupaten Halmahera Tengah sebelum massivenya tambang nikel seperti sekarang, dikenal sebagai salah satu daerah pertanian dan perkebunan, kelapa, pala, cengkih dan kakao. Daerah ini juga  memiliki beberapa kawasan transmigrasi sebagai lumbung pangan Halmahera Tengah. Luas Kabupaten Halmahera Tengah mencapai 227.683 hektar.  Namun dari luasan daratan itu saat ini  terbebani 66 izin usaha pertambangan (IUP) dengan […]

  • Pulau Kecil Bisa Dikuasai 70 Persen Pemodal

    • calendar_month Kam, 19 Okt 2023
    • account_circle
    • visibility 168
    • 0Komentar

    Data resmi jumlah pulau di Maluku Utara mencapai 1080. Pengaturan pemanfaatan pulau-pulau kecil di daerah ini masih terbilang serampangan. Misalnya pulau kecil yang sebenarnya  rentan  tetapi  dieksploitasi tak tersisa. Kasus di pulau Ge Halmahera Timur dan beberapa pulau kecil lainnya adalah contoh nyata pulau kecil dikuasai  dan dibabat habis. Kementerian  KKP  berjanji  memperketat  aturan main […]

  • Berbagai Pihak Bedah Air Tanah Pulau Ternate

    • calendar_month Ming, 3 Sep 2023
    • account_circle
    • visibility 220
    • 1Komentar

    DPRD: RPJPD dan RPJMD Harus Akomodir Masalah Sumberdaya Air Komunita Besa ma Cahaya Kota Ternate Kamis (1/9/2023) malam, menggelar  Focus Group Discussion (FGD) membahas tema Cinta Tanah Air? Konservasi AirTanah, Selamatkan Airtanah Ternate.  FGD  ini sebgai bagian dari tindaklanjut kegiatan sedekah air hujan yang dilaksanakan komunitas Besa ma Cahaya baik di Kota Ternate maupun Pulau […]

  • Perlindungan Sagu Tak Dilakukan, Perda Hanya Pajangan (3) Habis

    • calendar_month Sen, 8 Jan 2024
    • account_circle
    • visibility 304
    • 0Komentar

    Sejak dulu kampung-kampun g di Kabupaten Halmahera Tengah Maluku Utara memiliki banyak kebun sagu. Salah satu desa yang menjadi pusat sagu adalah Sagea dan Kiya di Weda Utara. Karena potensi itu, pemerintah daerah kemudian berpikir melindunginya setelah massivenya industri tambang masuk ke wilayah ini. Pemkab Halmahera Tengah  kemudian membuat Peraturan Daerah (Perda) untuk melindungi pohon […]

  • HAM untuk Nelayan Kecil dan Awak Kapal Perikanan Lemah

    • calendar_month Kam, 3 Agu 2023
    • account_circle
    • visibility 208
    • 0Komentar

    Upaya pemerintah dalam pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM) kepada nelayan kecil dan awak kapal perikanan sebagaimana diamanahkan di dalam UndangUndang No. 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam  terbilang lemah. Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan dalam rilisnya  Selasa (1/8/2023), menegaskan,  Pemenuhan HAM  kepada nelayan kecil dan awak kapal perikanan […]

expand_less