Breaking News
light_mode
Beranda » Telusur Pulau » Jalan Pendek

Jalan Pendek

  • account_circle
  • calendar_month Sen, 1 Mei 2023
  • visibility 266

Sketsa Kehidupan di Pulau Hiri

Siang itu saya dan dua kawan jalan-jalan ke Pulau Hiri. Pulau kecil yang letaknya dekat dengan pulau Ternate. Hanya 20 menit menyeberangi pulau itu menggunakan perahu motor. Pulau Hiri masih terjaga, tradisi dan budayanya. Meskipun struktur geografis di pulau tersebut tidak jauh beda dengan pulau-pulau lain di Maluku Utara, namun tetap saja menyenangkan saat menyusuri jalanan yang berjarak dekat dengan bibir pantai.

Ada enam desa di pulau Hiri, yaitu desa Dorari Isa, Faudu, Mado, Tafraka, Togolobe dan Toma Jiko. Desa-desa tersebut letaknya mengelilingi pulau. Namun sayang sebagian jalan masih dalam perbaiakan. Cukup beresiko jika melintas saat penghujan.

Perjalanan singkat ini saya rekam lewat sketsa, seperti aktivitas yang terlihat di dermaga, orang-orang di atas perahu motor dan interaksi masyarakat setempat. Gambaran penuh ekspresi ini saya sebut sebagai “Jalan Pendek”.

Setiap pagi hingga sore beginilah aktivitasnya, entah di pelabuhan Ternate atau pun di Hiri, kesibukkannya selalu sama. Saat hendak berangkat, tampak tiba kapal perahu dari pulau Hiri yang berlabuh di dermaga Sulamadaha-Ternate.

Sejumlah penumpang mulai mempersiapkan barang bawaanya untuk turun, termasuk sepeda motor.

Perahu motor yang kami tumpangi tidak terlalu besar. Ada ruang duduk di dalam dan di luar (bagian atas). Penumpang bisa memilih dengan sesuka hati, bahkan di samping juru mudi juga boleh. Kebanyakan mereka (para penumpang) punya alasan tersendiri menikmati hal itu, seperti menghindari mual atau menghirup angin segar. Sekalipun cuaca panas atau hujan, mereka tetap saja merasa senang hingga sampai tujuan.

Sesekali yang dirasakan adalah sensasi air laut yang wangi asinnya di sepanjang air laut. Tampak juga gunung yang seolah-olah turut mendekat dari satu dan menjauh pelan dari arah yang berbeda. Air laut dan wangi khasnya terasa begitu dekat menjejal karang dan ikan-ikan kecil melompat-lompat.

Saat tiba di pulau Hiri, hal menarik yang saya jumpai yaitu tentang tukang ojek. Para tukang ojek menawarkan jasanya dengan cara yang sangat santai. Bahkan penampilan mereka pun tak meyakinkan untuk bisa tahu bahwa mereka adalah tukang ojek. Berbeda dengan Ojol (ojek online) penumpang tidak perlu sibuk mengorder pakai aplikasi, cukup dengan mendengar teriakan dari tukang ojek sendiri,  “Ojek?,” maka, penumpang siap diantar hingga ke tujuan.

Setelah selesai beraktivitas, kami kembali ke Ternate. Saya merekam kondisi di pelabuhan Hiri saat para penumpang sedang menunggu perahu motor datang. Di koridor dermaga, orang-orang menunggu sambil duduk di tembok koridor. Ruangnya sangat terbuka. Bisa melihat pemandangan yang indah dari kejauhan. Gunung Ternate dan birunya laut disertai perahu-perahu nelayan yang sedang memancing, berjejeran bagai garis-garis pendek kecil.

Saya tidak membayangkan jika kondisi cuaca buruk, seperti hujan atau angin kencang. Para penumpang yang sedang menunggu di ruang tunggu pelabuhan itu akan merasa tidak aman dan nyaman. Sungguh kondisi ini sangat memprihatinkan.

Dermaga di kedua pulau ini hampir sama kondisinya, tidak memberi rasa nyaman dan aman bagi para penumpang karena infrastruktur yang kurang layak.

Padahal, setiap hari para penumpang harus melakukan aktivitas, sementara jalur transportasi dan kondisi dermaga mengungkap sisi lain yang berbeda. Para penumpang harus saling mengulur tangan, membantu melewati tangga-tangga darurat hasil bikinan warga setempat.

Saya merekamannya dalam garis-garis sketsa yang haptik.

Pada kondisi yang berbeda, roda kehidupan harus terus bergerak walaupun masih banyak yang harus dibenahi. Sebuah kesadaran bersama, bahwa prioritas dan tanggung jawab merupakan bentuk kemanusiaan untuk mendukung roda kehidupan. Pandangan saya tertuju pada seorang juru mudi, keteguhan dan tak pernah goyah karena ombak, tak lantas membuatnya patah harapan karena badai. Baginya itu hanya musim, musim pasti berganti. Sementara Tuhan punya cara sendiri menanggulangi itu. Waktu terus berjalan dalam segala harapan baik, asal tidak sampai kelaparan. Sebab ada orang-orang terkasih yang disebut keluarga patut diperjuangkan dan alam tetap diperlakukan dengan baik.(*)

Profil

Fadriah adalah seniman asal Ternate yang saat ini aktif dalam kerja-kerja seni rupa di Maluku Utara. Karya-karya seni yang ia hadirkan selalu mengangkat tema-tema sosial, budaya berdasarkan argumen artistik penuh simbolik. Di sela-sela waktunya setiap momen dilewatinya dengan karya sketsa dan menulis. Kali ini beberapa sketsanya diungkapkan melalui aktivitas kehidupan masyarakat kepulauan dengan catatan sketsa yang disebut Jalan Pendek.

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Warga Hasilkan Produk Pangan dari Sagu dan Enau

    • calendar_month Kam, 11 Mar 2021
    • account_circle
    • visibility 192
    • 0Komentar

    Cerita KTH Mandiri Sejati Manfaatkan Hasil Hutan Warga yang tergabung dalam kelompok tani hutan (KTH) memanfaatkan pohon sagu dan enau menghasilkan berbagai produk makanan sekaligus jadi sumber pendapatan warga.   Seperti dilakukan oleh KTH  Mandiri Sejati  Ake Tobato Kelurahan Loleo Oba Tengah Kota Tidore Kepulauan  ini. Mereka mengolah dan menghasilkan beragam  produk bahan makanan dari dua […]

  • Galala, Identitas Kampung yang Terancam Punah

    • calendar_month Kam, 16 Feb 2023
    • account_circle
    • visibility 476
    • 2Komentar

    Daun Pohon Galala

  • Pemerintah Rencana Produksi Bioetanol dari Seho

    • calendar_month Sab, 14 Des 2024
    • account_circle
    • visibility 691
    • 0Komentar

    Kekayaan sumber daya hutan tidak hanya dari kayu. Ada hasil hutan non kayu yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan dalam  program energy terbarukan. Pohon arena atau orang Maluku Utara mengenalnya dengan Seho, adalah salah satu potensi besar yang dapat dikembangkan menjadi bio etanol. Hutan Halamhera dan beberapa pulau lainnya di Maluku Utara menyimpan potensi besar […]

  • FKIP Unkhair dan Warga Buat Peta Jalur Evakuasi Bencana Tsunami

    • calendar_month Kam, 13 Jul 2023
    • account_circle
    • visibility 302
    • 1Komentar

    Pengabdian  Kepada Masyarakat (PKM), dilaksanakan oleh dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Khairun, di Desa Bobanehena Kecamatan Jailolo Halmahera Barat. Dalam PKM ini para dosen bersama masyarakat membuat  pemetaan partisipatif  jalur evakuasi bencana tsunami. Kegiatan pada Selasa (11/7/2023) lalu itu, sebagai bentuk literasi pengurangan resiko bencana untuk masyarakat. Koordinator kegiatan Astuti Salim MPdSi […]

  • Anak Muda Ternate akan Dapat Ilmu Gratis Soal Medsos

    • calendar_month Jum, 30 Nov 2018
    • account_circle
    • visibility 140
    • 0Komentar

    Kolaborasi  Greeneration- Kedubes Amerika dan  Kabarpulau    Sebuah kesempatan langka diperoleh anak muda Ternate dan sekitarnya. Di tengah perkembangan  internet yang luar biasa,  diikuti hadirnya media social  dalam keseharian hidup masyarakat,    sangat rugi jika  tidak menambah pengetahuan soal pemanfaatannya. Untuk menambah pengetahuan itu tiga lembaga berkolaborasi mendatangkan pemateri untuk kegiatan tersebut.  Kerjasama Greeneration Foundation  Kedutaan […]

  • Di Hari Bhakti Rimbawan, Diingatkan Jaga Hutan dan Perubahan Iklim

    • calendar_month Kam, 17 Mar 2022
    • account_circle
    • visibility 180
    • 0Komentar

    Kepala Dinas Kehutanan M Syukur Lila saat melakukan penanman pohon di pantai Doe doe Guraping sebagai bagian dari rangkaian Hari Bhakti Rimbawan ke 39 16 Maret 2022

expand_less