Breaking News
light_mode
Beranda » Kabar Kota Pulau » Kuso Endemik Ternate, Terus Diburu untuk Dikonsumsi

Kuso Endemik Ternate, Terus Diburu untuk Dikonsumsi

  • account_circle
  • calendar_month Sen, 5 Feb 2024
  • visibility 418

Perburuan kuso mata biru yang juga salah satu hewan endemic pulau Ternate,  benar- benar massive. Akibatnya  hewan bermata unik ini semakin sulit ditemukan. Pengakuan sejumlah warga di Pulau Ternate yang bertempat tinggal di kawasan barat  pulau, menjelaskan bahwa kuso  ini sudah jarang terlihat sekarang.

Jaib Sadek warga Sulamadaha Kota Ternate mengaku, dulu  hamper setiap saat kuso jenis ini sering  ditemukan. Bahkan  sampai mendatangi pohon  buah tak jauh dari pemukiman. Tetapi sekarang ini hewan tersebut sudah sangat jarang terlihat. Dia mengaku tidak tahu penyebabnya. Meski begitu dia curiga, karena ada sebagian orang menangkap dan mengkonsumsinya. “Sering kali ada yang bawa senapan angin dan menembaknya,”ujarnya. Dia mengaku, jika hamper setiap saat  berburu kuso ini tetap dilakukan baik terang- terangan maupun  sembunyi sembunyi.

Apa yang disampaikan warga Sulamadaha ini ada benarnya. Terbukti dengan adanya laporan yang diterima Kantor Seksi  BKSDA  Kota Ternate   yang terpaksa menjemput empat warga  dan diperiksa intensif.

“Pada  23 Januari 2024 kami periksa satu orang. Sebelumnya ada warga Takome  tahan para pemburu kuso tersebut kemudian melapor ke kami (BKSDA,red),” jelas Kepala Seksi BKSDA Ternate Abas Hurasan.   

Pihaknya  mendapatkan informasi dari warga Takome yang menahan   4 orang   lakukan perburuan terhadap kuskus di wilayah itu.  Mereka kemudian  dibawa ke kantor  untuk diminta  keterangan.  Ternyata kata Abas mereka menangkap kus-kus itu untuk dikonsumsi. Mereka beralasan  tidak tahu bahwa kus-kus Ternate itu masuk jenis dilindungi.

“Mereka  hanya  kami  berikan pembinaan sekaligus membuat pernyataan dan senjata yang mereka gunakan kami tahan,” jelas Abas.  

Kalau dilihat kondisi kus-kus  mata biru di Ternate kelihatannya sudah langka. Pihaknya  sering berpatroli untuk pencegahan. Tetapi selalu saja ada yang memburu hewan ini.

Untuk memastikan populasi hewan ini di Pulau Ternate  dan Tidore untuk tahun ini akan mereka lakukan kajian.Tahun ini rencananya di Tidore. Sementara untuk di Pulau Ternate akan diusulkan tahun depan.  

“Kami rencana kegiatan survey di Ternate itu tahun depan mudah-mudahan BKSDA wilayah Maluku dan Malut  menyetujui usulan tersebut,” harapnya.

Sementara Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pulau Ternate dan Tidore Ibrahim Tuhater dihubungi kabarpulau.co.id/ mengaku    belakangan ini memang marak perburuan kus kus terutama mata biru yang adalah endemik Ternate. Hal ini katany  perlu upaya bersama dan kolektif terutama untuk para aktivis lingkungan, Perlu  mendorong berbagai pihak peduli pada hewan yang masuk langka dan terancam ini. Dia bilang memang perlu ada  gerakan   dari pecinta lingkungan, namun perlu diinisiasi pemerintah.  Posisi KPH Ternate Tidore sendiri katanya  dari tahun lalu telah menyurat ke seluruh kelurahan untuk melarang warganya lakukan perburuan satwa.  Bukan hanya kus kus tapi juga satwa lain terutama endemik Maluku Utara.

“Kita sudah sampaikan surat resmi ke masing-masing kelurahan di kota Ternate untuk melarang warganya melakukan aksi penangkapan maupun membunuh satawa  terutama yang masuk endemic Malut termasuk kus kus dan hewan lainya termasuk jenis burung,” jelasnya.  

Sekadar diketahui ancaman terhadap hewan endemic sebenarnya tidak hanya karena masivenya perburuan. Masifnya pembangunan dan padatnya pemukiman selalu menjadi alasan status hewan endemik makin terancam, terutama seperti Kuskus mata biru ini.

Sekadar diketahui,  kuskus mata biru adalah hewan endemik  dari Pulau Ternate, Maluku Utara. Hewan omnivora pemakan serangga, daun, dan buah. Orang Ternate menyebutnya kuso atau nama  latinnya Phalanger matabiru. Hewan ini memiliki  kantung mata besar dan berwarna biru. Beda dengan kuskus  daerah lain seperti  dari Sulawesi  yang  bermata hitam. ‘Keberadaanya juga sudah langka. Di Ternate,  selain karena perburuan juga karena  ekosistemnya  makin terancam. Terutama karena  bertambahnya pemukiman dan dibukanya  hutan ke daerah puncak pulau Ternate.  

Salah satu kawasan yang   jadi rumah Kuskus mata biru adalah di Kelurahan Takome yang juga  salah satu kawasan  ekowisata di Kota Ternate yakni Pulo Tareba.  Hewan nokturnal  dan   menyendiri ini beberapa spesies  telah dikategorikan kritis, terancam punah dan menuju kepunahan.

Lebih dari 18 jenis kuskus di Indonesia berstatus dilindungi.  Internasional Union Conservation of Nature (IUCN) memasukan kuskus dalam redlist (buku merah) sebagai hewan vulnerable atau terancam   dan juga terdaftar dalam CITES Appendiks II. Dalam  daftar ini spesies ini berpotensi terancam punah  apabila diperdagangkan tanpa pengaturan.

Kuskus   telah dilindungi sejak tahun 1990 melalui Peraturan Perburuan Binatang Liar (PPBL) Nomor 226/1931, Undang-Undang Nomor 5/1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, dan Undang-Undang Nomor 7/1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa. (*)

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Pulau- pulau di Malut Kaya Sumberdaya Hayati

    • calendar_month Rab, 9 Jun 2021
    • account_circle
    • visibility 190
    • 1Komentar

    LIPI Temukan Empat Spesies Baru Kumbang Hutan dan alam pulau-pulau di Maluku Utara benar benar kaya sumberdaya hayati. Terbaru sesuia hasil publikasi yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)  ada  temuan  empat speies baru jenis kumbang. Atas  temuan ini semakin mengukuhkan bahwa hutan dan alam  di Maluku Utara kaya dan menjadi laboratorium   riset untuk pengembangan  […]

  • Hari Air Sedunia Warga Gelar Ritual Sigofi Ake

    • calendar_month Sel, 22 Mar 2022
    • account_circle
    • visibility 149
    • 0Komentar

    Bagian dari Upaya Konservasi Ake Gaale Selasa 22 Maret 2022 hari ini, menjadi momentum penting memperingati Hari Air Sedunia. Di berbagai belahan bumi, masyarakat  atau komunitas memperingati hari air dengan berbagai kegiatan, baik ceremony maupun aksi nyata.   Di Ternate Maluku Utara  terutama masyarakat yang bermukim di sekitar sumber mata air Ake Gaale di Kelurahan […]

  • Patgulipat  Harga Tanah di Lingkar PSN, Banyak Pihak Ikut Bermain (3) Habis

    • calendar_month Sel, 10 Jun 2025
    • account_circle
    • visibility 633
    • 0Komentar

    Persoalan  pelik daerah lingkar Proyek Strategis Nasional (PSN), Weda Hamahera Tengah Maluku Utara,  adalah  lahan.  Saat ini lahan produktif untuk pertanian nyaris habis. Warga yang  dulu bertani  tak lagi bertani. Sebagian besar beralih menjadi pekerja tambang, serabutan  hingga juragang rumah sewa/kosan. Lepasnya lahan  karena kebutuhan mendesak, juga kuatnya pengaruh berbagai pihak. Harga  lahan kebun  terbilang […]

  • CONSERVE, Kegiatan Pengarusutamaan Kehati Lintas Sektor

    • calendar_month Ming, 26 Feb 2023
    • account_circle
    • visibility 145
    • 0Komentar

    Kakatua Putih salah satu jenis burung yang dilindungi di Maluku Utara foto M Ichi

  • Transportasi Sumbang 5 Persen Emisi Karbon

    • calendar_month Jum, 15 Mar 2024
    • account_circle
    • visibility 312
    • 0Komentar

    Ternate Punya 157873 Unit Kendaraan  Penulis Mahmud Ichi/Mubarak Falahi Penggunaan transportasi sulit dipisahkan dari aktivitas sehari-hari, terutama masyarakat yang berada di perkotaan. Ketergantungan akan transportasi ketika berpindah dari satu tempat ke tempat lain, membuat transportasi menjadi faktor signifikan pada besarnya jejak karbon yang dikeluarkan setiap individu.   Jejak karbon adalah jumlah karbon atau gas emisi […]

  • Hutan Orang Tobaru Terus Menyusut

    • calendar_month Kam, 11 Nov 2021
    • account_circle
    • visibility 205
    • 0Komentar

    Yusak Bulere (67 tahun) sibuk mengasapi kelapa yang telah diolah menjadi kopra. Saat ditemui di kebunnya Minggu sekira pukul 11.30 WIT pertengahan Februari 2021 lalu, Ayah tiga ini sibuk melemparkan  gonofu  (sabut kelapa dan tempurung kelapa,red) ke dalam api untuk menambah  api bafufu (pengasapan,red). Yusak sejak pagi menunggu kopra matang untuk segera dijual  kepada pedagang  […]

expand_less