Breaking News
light_mode
Beranda » Kabar Malut » Riset Kehati dan Lingkungan BRIN–UNIERA Kolaborasi

Riset Kehati dan Lingkungan BRIN–UNIERA Kolaborasi

  • account_circle
  • calendar_month Kam, 14 Mar 2024
  • visibility 188

Maluku Utara merupakan bagian dari Kawasan Wallacea yang mempunyai keanekaragaman hayati (kehati) dan endemisitas yang tinggi. Karena kekayaan yang dimiliki tersebut   Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi (PREE), Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan (ORHL) dan Lembaga Penelitian Pengabdian Pada Masyarakat dan Publikasi (LPPMP) Universitas Halmahera (UNIRA) sepakat untuk menjalin kolaborasi.

Kerjasama itu dalam bentuk  Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Konservasi dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati, dan Penanganan Permasalahan Lingkungan Hidup serta Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Maluku Utara. Penandatangan kerja sama itu telah dilaksanakan pada Rabu (17/1/2024)  lalu di Cibinong, Bogor. 

Sebagaimana rilis resmi yang dikeluarkan oleh BRIN belum lama ini,  Kepala Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi (PREE) BRIN, Anang Setiawan Achmadi mengatakan, penandatangan kerja sama dengan Universitas Halmahera menjadi  titik awal  memulai kolaborasi mengungkap potensi alam Halmahera. Sebagaimana diketahui, pemerintah telah memberi perhatian secara khusus dengan terbitnya Inpres No. 1 Tahun 2023 tentang Pengarusutamaan Pelestarian Keanekaragaman Hayati Dalam Pembangunan Berkelanjutan. 

Kerja sama ini menyangkut penelitian dan pengembangan untuk mendukung implementasi kebijakan, khususnya terkait konservasi, pengelolaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati yang lestari, serta penyelesaian masalah lingkungan hidup di Maluku Utara khususnya Halmahera Utara, termasuk peningkatan kualitas sumber daya manusia.

“Halmahera memiliki Taman Nasional Aketajawe Lolobata yang dari sisi keanekaragaman hayati luar biasa, tapi tetap menjaga konservasi. Kami harap seluruh tim dapat mengungkap topik-topik riset yang terkait ruang lingkup dan masih ada beberapa suku asli, jadi banyak aspek riset yang betul-betul digali. Semoga MOU dan PKS berjalan lancar dan menghasilkan kualitas riset yang baik dan berkelanjutan,” jelas Anang.

Di sisi lain, Anang juga melihat dari segi capacity building, mahasiswa UNIRA dapat dibantu pendampingan dari BRIN. Misalnya untuk pembimbingan penelitian skripsi atau tesis. “Kita ada beberapa skema di Direktorat Manajemen Talenta, seperti Research Asistant, Visiting Research, Post Doctoral. Dan juga kalau ada yang ingin melanjutkan S2 dan S3 ada program Degree by Research,” jelas Anang.

Sementara  Bayu Achil Sadjab dari LPPMP UNIRA, mengatakan  kerja sama telah dirintis sekitar 6 bulan. Prosesnya dimulai dari penyusunan KAK bersama, pengajuan PKS sampai penandatanganan MOU 16 November 2023. 

Sebagian hutan Halmahera tepatnya di-kawasan-TNAL-yang-masih-terlindungi menyimpan banyak Kehati, Foto-Opan-Jacky.

“Ini merupakan PKS pertama kali antara BRIN dengan UNIRA. Kerja sama ini merupakan kebanggaan kami. Ke depan, kami berharap BRIN dapat membantu secara SDM, penggunaan laboratorium, pengujian dan lain-lain,” ujar Bayu.

Dia bilang kolaborasi riset ini penting karena di Halmahera Utara, kajian Kehati besar sekali dan belum di-eksplore secara menyeluruh. Hal itu juga berkaitan dengan visi dari UNIRA yaitu menjadi unggulan mandiri dijiwai kearifan lokal, sehingga kolaborasi ini dapat mengkaji kearifan lokal di Halmahera Utara. 

“Tentu ini bisa diaplikasi dengan baik, sehingga masyarakat akan tahu kehati dan sosial budayanya. Ke depan, kami berharap kolaborasi ini bermanfaat bagi kedua belah pihak,” ucapnya.

Kesempatan yang sama, Koordinator Peneliti PREE BRIN, Mohamad Siarudin, menjelaskan inisiasi ini prosesnya sekitar bulan April 2023. “Kedua belah pihak antusias melakukan kerja sama karena di wilayah Maluku Utara, merupakan bagian dari kawasan Wallacea dan masih sangat terbuka dilakukan riset terkait ekologi dan etnobiologi,” terangnya.

 Siarudin menjelaskan bahwa kerja sama yang disepakati mencakup tiga kelompok kegiatan yang akan dilakukan, yakni:  Peningkatan kapasitas SDM,  Litbang Diseminasi dan publikasi, dan ada delapan program kerja yang dituangkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang menjadi dasar   penyusunan dokumen PKS yang direncanakan sampai tahun 2027. 

“Melalui kerjasama ini BRIN, khususnya PREE, diharapkan bisa berkontribusi dalam mengungkap kearifan lokal dalam pemanfaatan kehati, berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan lokal. Misalnya tata kelola kawasan yang mungkin masih perlu dicari bentuk modelnya, dan berharap publikasi teman-teman di Universitas Halmahera meningkat juga,” tuturnya.

Secara lebih spesifik, rencana kegiatan kerja sama ini mencakup penelitian dan pengembangan tentang pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya keanekaragaman hayati; Penelitian dan pengembangan tentang; konservasi, restorasi, rehabilitasi dan reklamasi ekosistem darat dan air, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, etnobiologi dan etnoekologi, sosial ekonomi masyarakat hutan, pesisir, dan pulau-pulau kecil.(ichi/BRIN)  

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • 11 LSM Gugat Badan Bank Tanah ke MA

    • calendar_month Jum, 17 Feb 2023
    • account_circle
    • visibility 238
    • 1Komentar

    Koalisi Masyarakat Sipil gugat aturan bank tanah. Foto: KPA

  • Cadangan Nikel Habis 6 Tahun Lagi  

    • calendar_month Rab, 8 Nov 2023
    • account_circle
    • visibility 266
    • 0Komentar

    Asosiasi Penambang Nikel Indonesia menuturkan bahwa cadangan bijih nikel bermutu tinggi di Indonesia, selaku negara produsen utama, mungkin akan habis dalam waktu sekitar 6 tahun.  Bijih Nikel Indonesia yang memiliki kadar tinggi sebesar 1,7% terutama digunakan untuk produksi nickel pig iron (NPI), yakni bahan baku baja tahan karat berisiko mengalami kekurangan bahan.  Adapun, bijih nikel […]

  • Dua Masalah di Tiga Pulau Halmahera Selatan   

    • calendar_month Jum, 11 Agu 2023
    • account_circle
    • visibility 362
    • 3Komentar

    Transportasi Tak  Aman, Energi Terbarukan Tak Terurus Jika Anda berangkat menuju  bagian Selatan Halmahera Maluku Utara, menuju  gugusan pulau Guraici,  Moari dan Kasiruta maka akan menyinggahi kampong- kampong di pulau tersebut.  Akhir Juli 2023 tepatnya 25 hingga 1 Agustus lalu kabarpulau.co.id/  mendatangi  beberapa pulau di kawasan itu, dalam satu tugas liputan mengenai pemanfaatan sumberdaya energy […]

  • Menyaksikan Burung Tohoko dari Lembah Buku Bendera (2)

    • calendar_month Kam, 7 Mar 2024
    • account_circle
    • visibility 252
    • 1Komentar

    Seri Tulisan Menguak Kekayaan Tersembunyi Pulau  Ternate   Penulis Mahmud Ichi dan Junaidi Hanafiah Pulau Ternate berdasarkan data BPS Maluku Utara  luasnya  hanya  111,80  kilometer. Meski hanya sebuah pulau kecil dengan luasan terbatas, pulau  ini menyimpan beragam kekayaan sumberdaya hayati. Terutama jenis satwa burung. Bahkan  jenis burung endemic  juga ada di sini yakni burung Tohoko […]

  • Warga Desa Idamdehe Jailolo Kekeringan Air

    • calendar_month Jum, 19 Agu 2016
    • account_circle
    • visibility 17
    • 0Komentar

    JAILOLO-Suda sebulan warga masyarakat desa Idamdehe kecamatan jailolo tidak mengkonsumsi air bersih. “Ini akibat dari musim  kemarau beberapa bulan belakangan ini.  Akibatnya sumber mata air bersih di desa kami kering, sejak awal Maret lalu hingga kini warga masyarakat desa Idamdehe kesulitan air bersih” Kata Ketua BPD Desa Idamdehe Dudi Yabu  belum lama ini. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga […]

  • Akademisi: Ancaman Ekosistem Halmahera Serius

    • calendar_month Sel, 9 Feb 2021
    • account_circle
    • visibility 284
    • 0Komentar

    Maluku Utara sebagai daerah kaya bahan mineral,   menjadi incaran investor asing. Baru baru ini pemerintah Provinsi Maluku Utara melalui Sekretaris Daerah Provinsi (Sekprov) Samsudin Abd Kadir menyampaikan bahwa investasi asing masuk ke Maluku Utara yang mengelola tambang, sudah menginvestasikan modalnya di atas 100 triliun. Angka ini dianggap sebagai sebuah keberhasilan menggenjot perekonomian Maluku Utara. Termasuk […]

expand_less