Breaking News
light_mode
Beranda » Kabar Kampung » Ini Cara Ibu- ibu Halmahera Selatan Belajar Ilmu Bertani

Ini Cara Ibu- ibu Halmahera Selatan Belajar Ilmu Bertani

  • account_circle
  • calendar_month Sen, 1 Feb 2021
  • visibility 204

Buat Pupuk  Organik Lalu  Praktekan dengan Menanam  

Sebuah hal yang tidak biasa mereka kerjakan selama ini dalam bertani. Memelototi kertas  petunjuk bertuliskan cara membuat pupuk organic, lalu mengumpulkan    bahan-bahannya  di sekitar rumah.  Bahkan ada yang harus dibeli ke Ternate. Mereka juga harus  membaca secara seksama kertas petunjuk, tata cara pembuatan  kemudian  kumpul alat dan bahan  lalu  diproses  jadi pupuk organic  cair majemuk dan tunggal.

Ibu ibu Desa Samat Gane Barat Utara Halmahera Selatan     sejak 19 Januari 2021 lalu, mulai mengerjakan pembuatan  pupuk organic di desa mereka.

Setelah proses 4 hari empat malam mereka kemudian memanen hasilnya, kemudian dipraktekkan penggunaanya di demplot yang mereka buat di pekarangan rumah.   “Ini cara belajar  ibu-ibu  Desa Samat menambah pengetahuan bertani mereka  sekaligus praktek setelah  menimba ilmu  dalam kegiatan STS lalu,” jelas Faldi Hi Ibrahim pendamping  ibu-ibu desa Samat.  

Ibu ibu ini belajar dengan  mulai  mengenal dan membuat MOL (Mikro Organisme Lokal) yang berfungsi  mempercepat proses penguraian bahan- bahan  organic. Di mana dimulai dengan membuat sumber bakteri dengan bahan-bahanya  berasal dari bonggol pisang atau hati batang pisang, susu, limbah ikan, limbah perut ternak kambing limbah tahu 30 liter dan terasi.  Sumber karbohidrat berupa air cucian beras 30 liter, nasi basi atau singkong yang diparut, atau umbi-umbian lainnya, gula merah tetes tebu, air kelapa  dan biang bakteri  EM -4.

Bahan bahan ini dipelajari ibu-ibu kemudian diproses menjadi MOL yang nanti berfungsi menggemburkan tanah  sebagai media tanam.

“Hal yang sama juga mereka lakuan dalam membuat pupuk tunggal dan majemuk  organic dengan bahan- bahan yang telah disiapkan berdasarkan buku petunjuk dan praktek yang telah diikuti  selama  sekolah lapang,” jelas Faldi

Dia bilang kelompok  melakukan proses  ini setelah  sebelumnya koordinator kelompok mereka Samina Hi Aba (49 tahun) mengikuti sekolah transformasi social (STS) yang digelar oleh Insist Jogjakarta dan Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP)   bersama EcoNusa Indonesia di Desa Samo Gane Barat Utara selama 15 hari pada pertengahan  2020 lalu.

Dalam kegiatan STS itu mereka diajarkan berbagai hal. Salah satunya belajar membuat pupuk organic selama sekolah lapang berlangsung. “Ini bentuk prakteknya dengan membuat kelompok dan mempraktekan  apa yang telah didapat selama  pendidikan tersebut,” jelasnya.

Saat ini  20  orang anggota  bersama  koordinatornya membuat demonstrasi plot (demplot)  di pekarangan masing-masing dan menanam berbagai jenis sayuran. Sayuran ini dipupuk    menggunakan pupuk organic hasil buatan mereka sendiri.

Dampak dari pembuatan demplot organik tersebut, bukan hanya pemanfaatan lahan pekarangan, namun juga berdampak pada pemahaman penggunaan pupuk organik cair.

Sebelumnya, hasil panen pembuatan pupuk organik cair, tersebut dibagi merata pada masing-masing anggota kelompok,  sesuai ukuran dan jenisnya.

Proses pembuatan pupuk organik cair oleh ibu ibu desa Samat/foto faldi

Samina Hi Aba yang juga koordinator kelompok bilang,  23    Januari 2021 lalu   melalui praktek pembuatan yang mereka lakukan 4 malam berhasil memanen pupuk tunggal organik, 20 liter   Nitrogen, 20 liter pupuk organik Kalium, 20 liter pupuk organik Pospor  serta   45 liter pupuk organik majemuk / NPK.

“Kami dapat hasil tersebut karena, kelompok Desa Samat, masih menggunakan media gelon takaran 25 liter dan 1 buah ember. Kami masih butuh 4 buah drum  dan bibit juga kurang, yaitu  10 sachet  Tomat,  10 bks rica nona super, 10 bks ketimnun herkules, 10 sachet   sawi besar, 10 sachet  kangkong, 10 sachet  pare, 10  sachet  terong ungu ,” kata  Samina.   

Tanaman atau sayur yang di budidayakan kelompok tani Desa Samat itu  di demplot pekarangan masing- masing dengan membuat 1 bedengan kangkong, 1 bedengan bayam hijau, 1 bedengan bayam merah dan 3 bedengan sawi. (*)

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Ada Apa, Kemarau tapi Hujan hingga Banjir?

    • calendar_month Sab, 15 Jul 2023
    • account_circle
    • visibility 227
    • 1Komentar

    Sepekan Tiga Wilayah di Malut Dihantam Banjir Meski saat ini masih dalam periode musim kemarau, kenyataanya hamper semua wilayah di Maluku Utara dilanda hujan lebat. Bahkan dampak hujan tersebut, dalam sepekan ini sejumlah daerah dilanda banjir besar hingga menimbulkan korban harta dan rusaknya fasilitas umum. Hingga Sabtu (15/7/2023), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun […]

  • Ini Hasil Kajian Climate Right Internasional

    • calendar_month Kam, 18 Jan 2024
    • account_circle
    • visibility 279
    • 1Komentar

    Proyek Nikel Raksasa di Halmahera Rusak  Lingkungan, Iklim dan  Pelanggaran HAM Hasil kajian yang dikeluarkan Climate Right Internasional di Jakarta pada Kamis 17 Januari 2024  menyebutkan  industri nikel raksasa bernilai milyaran dollar di Maluku Utara dan pertambangan nikel di sekitarnya telah melanggar hak asasi penduduk lokal, termasuk Masyarakat Adat, menyebabkan deforestasi yang signifikan, pencemaran udara […]

  • Tanam Mangrove agar “Merdeka” dari Abrasi

    • calendar_month Jum, 4 Sep 2020
    • account_circle
    • visibility 144
    • 0Komentar

    Cerita Aksi Komunitas Pencinta Mangrove Khatulistiwa Kawasan taman pemakaman umum (TPU) Desa Guruapin Kecamatan Kayoa Halmahera Selatan saat ini berada dalam  kondisi terancam. TPU yang berada di pantai  bagian barat desa itu, terancam abrasi cukup serius yang membuat pemakaman itu habis tersapu air. Melihat kondisi yang semakin memprihatinkan itu, Komunitas Pecinta Mangrove Khatulistiwa  (KPMK) yang […]

  • UI CISE 2023 Pertemukan Pencaker dengan Perusahaan Terbaik 

    • calendar_month Rab, 22 Mar 2023
    • account_circle
    • visibility 156
    • 0Komentar

    Grand Opening UI CISE 2023

  • Pemkot Ternate akan Bangun Pusat Studi dan Riset Rempah

    • calendar_month Rab, 15 Jun 2022
    • account_circle
    • visibility 179
    • 1Komentar

    Bentang Artefak sejarah tentang kejayaan rempah di masanya/ foto istimewa

  • Galala, Identitas Kampung yang Terancam Punah

    • calendar_month Kam, 16 Feb 2023
    • account_circle
    • visibility 477
    • 2Komentar

    Daun Pohon Galala

expand_less