Breaking News
light_mode
Beranda » Kabar Malut » Pogram Perhutanan Sosial (PPS) Mati Suri

Pogram Perhutanan Sosial (PPS) Mati Suri

  • account_circle
  • calendar_month Jum, 17 Jun 2022
  • visibility 150

Terungkap dalam  Raker  Pokja  PPS Malut

 Sabtu (12/6/2021) pekan lalu. POKJA PPS Maluku Utara mengadakan rapat kerja membahas perkembangan Perhutanan Sosial di Maluku Utara. Rapat yang dilaksanakan di Kantor UPTD KPH Ternate Tidore jalan raya Maliaro Ternate dihadiri 20  anggota Pokja. Baik   dari unsur Dinas Kehutanan dan UPTD KPH, akademisi   Universitas Khairun Universitas Nuku, Universitas Halmahera dan STPK Banau, serta Lembaga Swadaya Masyarakat dari Forum DAS dan Wahati.

Rapat yang dipimpin Wakil Ketua Pokja M. H. Mh Marasabessy itu  membahas tiga agenda penting. Yaitu  perkembangan Perhutanan Sosial di Malut, Evaluasi Kinerja Pokja PPS Malut dan Restrukturisasi Kepengurusan Pokja PPS Malut. Selain membahas tiga agenda tersebut, disampaikan pula informasi  rencana program Penguatan Perhutanan Sosial di Kabupaten Halmahera Barat yang didanai Bank Dunia  yang dilaksanakan Juli tahun ini.

Pengelolaan kayu,,

Sekadar diketahui, Provinsi Maluku Utara sampai saat ini sudah memiliki 106 izin PS yang tersebar di 10 Kabupaten/Kota. Sebagian besar berupa skema Hutan Desa (HD) dan Hutan Kemasyarakatan (HKm). Dari 106 izin PS tersebut belum semuanya melaksanakan tiga pilar PS yakni kelola kawasan, kelola kelembagaan dan kelola usaha untuk mewujudkan masyarakat sejahtera dan hutan lestari.

Ada sejumlah  permasalahan mengemuka dalam pertemuan tersebut. Diantaranya masalah pendampingan dan masih lemahnya koordinasi antarpihak terkait dalam mendukung dan mensukseskan program prioritas nasional tersebut.

Mencuat  juga  beberapa masalah terkait pendampingan. Di mana  masih terdapat Kelompok PS yang tidak tahu apa yang harus dilakukan pasca menerima izin.  Selain itu ada pula Kelompok Usaha PS yang sudah dibentuk dan difasilitasi mengembangkan usahanya  tapi  terkesan mati suri. “Belum lagi masalah kapasitas SDM dan kelembagaan KPS yang kurang memadai dan sebagainya,” jelas Sekretaris Dinas Kehutanan Provinsi Malut Ahmad Zakih yang memfasitasi pertemuan tersebut.

Menurutnya, lemahnya koordinasi antar pihak dapat dilihat dari belum terbangunnya kolaborasi para pihak di daerah dalam mendukung dan mensukseskan program PS.

Karena itu para peserta rapat sepakat perlunya penguatan peran Pokja PPS dalam melakukan pendampingan dan juga sebagai simpul koordinasi para pihak yang terkait dengan program PS.

Rapat ini juga membahas    program Penguatan Perhutanan Sosial di Kabupaten Halmahera Barat yang akan dilaksanakan  awal Juli tahun ini. Kegiatan pertama yang akan dilaksanakan adalah perekrutan tenaga fasilitator dan tenaga pendamping  minggu ke tiga bulan Juni ini.

Dikutip dari Grup Facebook POJOK KPH Malut (*)

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Desentralisasi  atau  Sentralisasi  Kelautan?

    • calendar_month Rab, 28 Feb 2024
    • account_circle
    • visibility 263
    • 2Komentar

    Penulis: Abdul Motalib Angkotasan  Mahasiswa S3 IPB dan Dosen Ilmu Kelautan  Universitas  Khairun   Otonomi daerah yang dicetuskan sejak 2001 bertujuan mendistribusikan kewenangan pusat ke daerah. Termasuk pengelolaan sumberdaya alam kelautan. Sejak berlakunya UU No 32/2004 tentang pemerintahan daerah, hak pengelolaan laut berada di tangan pemerintah daerah kabupat/kota. Kabupaten/Kota mengelola wilayah lautnya sejauh 0-4 mil […]

  • Inggris Dukung Pendanaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan

    • calendar_month Ming, 2 Feb 2025
    • account_circle
    • visibility 243
    • 0Komentar

    Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) mendapat dukungan penuh proses Pemerintah Negara Inggris. Dukungan itu diberikan melalui program Blue Planet Fund Country Plan yang merupakan dukungan pendanaan oleh Pemerintah Inggris untuk pengelolaan kawasan konservasi dan sumber daya alam perikanan secara berkelanjutan di Indonesia. Terkait KKP di Maluku Utara saat ini telah ditetapkan 6 kawasan konservasi yakni […]

  • Belantara Fondation Bahas Nilai Ekonomi dan Pendugaan Karbon Hutan

    • calendar_month Kam, 17 Mar 2022
    • account_circle
    • visibility 215
    • 0Komentar

    Hutan di kawasan Taman Nasional Ake Tajawe Lolobata Halamhaera

  • Warga Gane Keluhkan jadi Langganan Banjir

    • calendar_month Sen, 13 Feb 2023
    • account_circle
    • visibility 218
    • 0Komentar

    Banjir yang pernah melanda MAffa dan Kebun Raja, foto Sahril S

  • Ini Cara Ibu- ibu Halmahera Selatan Belajar Ilmu Bertani

    • calendar_month Sen, 1 Feb 2021
    • account_circle
    • visibility 205
    • 1Komentar

    Ibu-ibu desa Samat Gane Barat buat pupuk organik cair yang bahanya dari alam untuk kebutuhsn sendiri

  • Ini Hasil Kajian Climate Right Internasional

    • calendar_month Kam, 18 Jan 2024
    • account_circle
    • visibility 280
    • 1Komentar

    Proyek Nikel Raksasa di Halmahera Rusak  Lingkungan, Iklim dan  Pelanggaran HAM Hasil kajian yang dikeluarkan Climate Right Internasional di Jakarta pada Kamis 17 Januari 2024  menyebutkan  industri nikel raksasa bernilai milyaran dollar di Maluku Utara dan pertambangan nikel di sekitarnya telah melanggar hak asasi penduduk lokal, termasuk Masyarakat Adat, menyebabkan deforestasi yang signifikan, pencemaran udara […]

expand_less