Breaking News
light_mode
Beranda » Kabar Kota Pulau » Ada Wisata Mangrove di Jantung Kota Sofifi

Ada Wisata Mangrove di Jantung Kota Sofifi

  • account_circle
  • calendar_month Rab, 20 Okt 2021
  • visibility 317

Kaya Keanekaragaman Hayati Jadi Pelindung Alam  

Jika ingin menikmati dan menyaksikan sensasi wisata di tengah padatnya hutan mangrove dengan view menawan,  datanglah  ke Kota Sofifi  Ibukota Provinsi Maluku Utara. Selain menawarkan view menarik, kawasan wisata ini juga kaya keaneragaman hayati. Karena itu tidak salah  selain menjadi tempat wisata juga menjadi taman edukasi bagi publik.  

Berada tepat di Desa Guraping Oba Utara hutan mangrove ini telah ditetapkan menjadi salah satu destinasi wisata penting di ibukota Provinsi Maluku Utara. Rugi dilewatkan jika sudah sampai ke daerah ini.

Hutan mangrove ini, termasuk areal pemukiman yang telah ditinggalkan, kuburan, dan Pulau Sibu memiliki luas 3.709.507 m² (370,9 Ha). Pada sisi bagian depan  mangrove Guraping  terjadi penyempitan semacam leher dengan lebar hanya 116,4 m,  membentuk laguna dan menyerupai telaga. View dari kawasan laguna sendiri sangat menawan  bagi mereka yang ingin  berswa foto.

Sekadar diketahui, riset yang dilakukan Abdul  Muthalib  Angkotasan, Dosen Ilmu Kelautan Universitas Khairun Ternate  bersama  Husain  Marasabessi    Dosen Kehutanan Universitas Patimura Ambon pada April- Juli 2016, menemukan   perairan Guraping memiliki kawasan ekosistem mangrove yang baik dan dapat dikembangkan menjadi kawasan ekowisata mangrove. Dalam upaya pengembangannya,  dibutuhkan data dan informasi tentang kondisi ekosistem mangrove.  Baik hutan mangrove maupun biota asosiasi dan kondisi ekologi serta aspek hidrooseanografinya. Mangrove di perairan Guraping   ini dinventarsir jumlah jenisnya kemudian  dianalisis kondisi ekologinya sekaligus menjadi data dan informasi tentang kondisi ekosistem mangrove di perairan Guraping.  

Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan ada  16 jenis  mangrove yang terdiri dari 10 jenis mangrove sejati dan 6 jenis tumbuhan yang berasosiasi dengan ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove di Perairan Guraping didominasi jenis Rizopora sp dengan spesies yang dominan ditemukan  Rizopora apiculata dan Rizopora mucronata.

Dua spesies ini ditemukan di semua lintasan pengamatan. Terdapat pula jenis jenis mangrove  lain yakni Sonaratia alba, Bruguiera gymnoricha, Avicenia marina, Avicenia alba, Aegyceras floridium, Ceriops decandra, Xilacarpus granatum dan Nypa. Selain itu ditemukan pula beberapa jenis tumbuhan yang berasosiasi dengan ekosistem mangrove yakni jenis Pandanus spp, paku-pakuan, kayu baru, pohon aren, Ipomea pes-caprae dan pohon sagu.

“Hasil analisis juga ditemukan bahwa nilai indeks penting ekosistem  mangrove di perairan Guraping sebanyak   16 dari jenis avicenia marina mangrove jenis Rizopora apiculata dominan ditemukan di lokasi penelitian.  Simpulanya mangrove jenis Rizopora apiculata dominan ditemukan di lokasi penelitian dan memiliki nilai indeks keanekaragaman yang tertinggi rata-rata sebesar 0.36,” tulis hasil riset tersebut.  

Selain itu ada biota asosiasi yang ditemukan di perairan guraping  yakni ikan  kerapu, ikan julung,  dan ikan beronang. Jenis non ikan (gastropoda, bivalvia) yang didominasi  substrat  berlumpur serta  memiliki kualiatas air yang baik dengan kisaran suhu 29 – 300C, dan salinitas 33 – 35 ‰.

Pemerintah Resmikan Jadi  Kawasan Penting di Sofifi

Kawasan wisata hutan mangrove ini  telah diresmikan menjadi kawasan wisata penting di Sofifi pada Senin (18/10/2021). Kawasan  wisata hutan mangrove Guraping ini sekaligus menjadi ikon wisata Ibukota Sofifi resmi dibuka pengoperasiannya oleh Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba.acara peresmian  yang  bertajuk Gran  Opening  Wisata  Hutan  Mangrove   Guraping    juga sejumlah pejabat di pemerintah provinsi  bersama para Kepala UPT KLHK, Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan Oba Utara, Lurah dan tokoh masyarakat  setempat.  Acara peresemian yang bertepatan dengan pelaksanaan agenda nasional Seleksi Tilawatil Qur’an  tingkat Nasional di Sofifi itu  beberapa pejabat dari daerah lain yang ikut mengantar kontingennya ke Sofifi. Mereka adalah  Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi dan Wakil Bupati Bandung Syahrul Gunawan. Sahrul yang juga artis sinema elektronik (sinetron) Indonesia  menyita perhatian pengunjung.

Saat peresemian itu Gubernur Malut KH Abdul Gani Kasuba sempat bercerita soal  awal pembangunan ibukota Sofifi yang penuh dengan pro dan kontra. “Pak Jokowi heran Provinsi Maluku Utara berani pindah   ibukotanya ke satu desa di tengah hutan.  Nah… hutannya ini yang sekarang bapak ibu berada di bawah pohon-pohonnya ini”jelas Abdul Gani Kasuba.  

Kesempatan itu Gubernur juga  minta agar sarana wisata  yang telah dibangun  pemerintah daerah dapat dipelihara dan dijaga bersama sehingga bisa terus dimanfaatkan sebagai tempat wisata bagi masyarakat.

Terpisah, Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Provinsi Maluku Utara H. M. Sukur Lila melaporkan  pembangunan sarana dan prasarana Wisata Hutan Mangrove Guraping. Menurutnya,  sejak 2015 telah dibangun  prasarana wisata  sebagai salah satu potensi ekowisata di Kota Sofifi. Pembangunan sarana itu berupa pembuatan teras dan papan nama, gapura, jalan titian, gazebo, menara pantau, halte dan lainnya yang menelan biaya Rp1,2 milar  dalam   tahun anggaran 2015.

Pada 2020 sampai 2021 dilakukan perbaikan sarana prasarana wisata yang dibangun 2015 lalu itu sekaligus penambahan sarana prasarana baru berupa jembatan/jalan titian 400 meter, gazebo, ruang terbuka, toilet dan lampu penerangan dengan biaya Rp2,2 Milyar.

https://www.youtube.com/watch?v=oh-_T64Km58

Kadishut juga menyampaikan rencana pengembangan Wisata Hutan Mangrove Guraping yang akan diperluas atau ditambah  sarana fisik maupun sarana wisata air.

“Grand opening  bertepatan dengan pelaksanaan STQH Nasional ke 26 di Sofifi ini diharapkan dapat menjadi tempat rekreasi bagi Kafilah dan official melepas penat usai berlomba. Juga bagi masyarakat lainnya berwisata sambil belajar karena konsep yang diusung  adalah konservasi, edukasi dan rekreasi,” jelas Syukur.

Kadishut  juga bilang  hutan mangrove memiliki banyak manfaat dalam berbagai sektor yang menunjang keberlangsungan kehidupan. “Manfaatnya antara lain  mencegah terjadinya abrasi laut, tempat hidup berbagai jenis biota laut, penyerap karbon dioksida, menjaga kualitas air dan udara, serta sebagai tempat wisata alam” jelas Sukur.

Lebih lanjut Sukur  bilang,  pengelolaan mangrove menjadi ekowisata merupakan model pemanfaatan mangrove yang bernilai ekonomis dan berkelanjutan yang dapat memberi dampak secara sosial, ekologi dan ekonomi. Karena itu menurutnya pengelolaan ekowisata mangrove perlu melibatkan semua pihak terkait termasuk peran aktif masyarakat.

Selama pelaksanaan STQH Nasional ke 26 di Sofifi, Wisata Hutan Mangrove Guraping dibuka gratis  sejak pukul 08.00-18.00 WIT. Bagi pengunjung khususnya Kafilah STQH disediakan kopi dan teh rempah khas Maluku Utara di Kedai Kopi yang dikelola Dharma Wanita Persatuan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara.

(Tulisan Achmad Zakih  ASN Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara Diolah oleh Mahmud Ichi)

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Pisang Mulu Bebe Sumberdaya Genetik Halmahera

    • calendar_month Kam, 18 Nov 2021
    • account_circle
    • visibility 1.057
    • 2Komentar

    Sepanjang perjalanan darat dari Jailolo menuju Ibu  di Kabupaten Halmahera Barat Maluku Utara pertengahan Februari  lalu disuguhi pemandangan menarik. Setiap kebun dan dusun kelapa atau  pala  yang dilewati   hamper   tak ada sela atau lahan kosong dibiarkan telantar.  Setiap  lahan  dipadati pohon pisang  dari berbagai  varietas. Ada empat  varietas pisang paling familiar  yang ditanam di setiap […]

  • Ini Potret Desa Sumber Pangan di Pulau Morotai

    • calendar_month Rab, 28 Feb 2018
    • account_circle
    • visibility 185
    • 0Komentar

    Gugusan pulau-pulau kecil di bawah langit terlihat biru kala mendekati Kepulauan Morotai, Maluku Utara, menumpangi kapal ferry, pada awal 2018. Ada  Pulau Dodola, Zum-zum, dan Pulau Kolorai, tempat produksi rumput laut. Pulau-pulau kecil pun menyimpan sejarah panjang Perang Dunia ke II. Pulau Zum-zum, merupakan saksi bisu pertempuran Jepang dan sekutu Tentara Amerika yang dipimpin Jenderal […]

  • Bahan dan Para Pembuat Tikar Pandan yang Makin Langka

    • calendar_month Sen, 1 Feb 2021
    • account_circle
    • visibility 473
    • 0Komentar

    Elisa nusa menggulung daun buro buro yang nanti dibuat kokoya

  • Masyarakat Adat Terancam  Program Biofuel

    Masyarakat Adat Terancam  Program Biofuel

    • calendar_month Sen, 17 Nov 2025
    • account_circle Redaksi
    • visibility 65
    • 0Komentar

    Ikrar Belém 4x akan Sia-Sia bila Hutan dan Masyarakat Adat terus Dieksploitasi Bersama lebih dari 1.900 organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam Climate Action Network (CAN), Greenpeace menolak “Belém 4x Pledge,” inisiatif guna melipatgandakan produksi bahan bakar berkelanjutan (biofuel) hingga empat kali lipat dalam satu dekade mendatang. Kepala Kampanye Solusi untuk Hutan Global Greenpeace, Syahrul […]

  • Mata Air Ake Gaale Berubah Menjadi Air Mata Warga

    • calendar_month Jum, 19 Agu 2016
    • account_circle
    • visibility 224
    • 0Komentar

    Untuk  menemukan  sumber mata air  yang mengalir di pulau kecil seperti Ternate, terutama  di tengah pemukiman warga yang padat ,  hanya ada di dua tempat. Dua sumber mata air itu  adalah,  Ake Santosa, di Kelurahan Salero atau tepatnya berada sebuah bukit kecil di samping Kedaton Kesultanan Ternate.  Sementara yang satunya lagi ada di Bagian Utara […]

  • Pejabat KKP Diberi PRESTASI Oleh KPK

    • calendar_month Rab, 16 Jun 2021
    • account_circle
    • visibility 149
    • 1Komentar

    Kegiatan Prstasi yang digelar KPK kepada pejabat KKP foto humas KPK

expand_less