Breaking News
light_mode
Beranda » Ragam » Belantara Fondation Bahas Nilai Ekonomi dan Pendugaan Karbon Hutan

Belantara Fondation Bahas Nilai Ekonomi dan Pendugaan Karbon Hutan

  • account_circle
  • calendar_month Kam, 17 Mar 2022
  • visibility 215

Gelar Seri Belajar Secara Online Bersama Para Pihak

Belantara Foundation  adalah sebuah  organisasi  nirlaba global yang berdiri sejak 2015 lalu  dan berbasis di Indonesia, menggelar seri belajar bersama para pihak. Lembaga yang bekerja untuk melindungi lanskap Indonesia,  membangun proyek keberlanjutan lokal di daerah-daerah yang disisihkan untuk konservasi, reboisasi, dan pengembangan masyarakat berkelanjutan  itu, menggelar seri belajar.   yang kedua kalinya. Untuk seri  belajar kedua Rabu Rabu (16/03/2022)  menyelenggarakan pelatihan lingkungan dalam program Belantara Learning Series Episode 2 (BLS EPSEps.2). Dalam seri belajar ini menyoroti Nilai Ekonomi dan Pendugaan Karbon Hutan.  Kegiatan tersebut dilaksanakan  melalui aplikasi zoom dan juga siaran langsung YouTube  pukul 09.00 sd 12.00 WIB.

Rilis yang diterima kabarpulau.co.id/   dari Belantara Fondation menyebutkan,   kegiatan yang diselenggarakan  itu  merupakan kolaborasi antara Belantara Foundation, Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan PT. Gaia Eko Daya Buana. Pelatihan ini  bertujuan memberikan informasi  tentang Nilai Ekonomi dan Pendugaan Karbon Hutan.

Melalui pelatihan ini, pihak Belantara berharap dapat membantu meningkatkan pengetahuan  minat penelitian tentang teknis penghitungan dan kebijakan terkini terkait ekologi dan karbon hutan, serta kontribusinya terhadap NDC (Nationally Determined Contribution) yang sudah menjadi komitmen Pemerintah Indonesia dalam mendukung penurunan emisi karbon global.

Belantara Learning Series (BLS) merupakan sebuah program peningkatan kapasitas untuk para mahasiswa, akademisi, praktisi, peneliti, serta pengelola sumber daya alam dan keanekaragaman hayati dari Belantara Foundation. Program ini mendukung upaya proteksi dan restorasi hutan, penelitian, pemberdayaan masyarakat, serta aksi iklim. BLS juga merupakan program kolaboratif antara Belantara dengan berbagai institusi lintas sektor di Indonesia. Saat ini BLS telah mencapai episode ke-2, dengan kegiatan perdananya BLS Eps.1 “Metode Monitoring Harimau dan Burung” dilaksanakan di akhir Desember 2021 lalu.

“Diadakannya event Belantara Learning Series Episode 2 ini, harapan kami, para praktisi keanekaragaman hayatikonservasi dan peneliti dapat saling berbagi pengalaman dan berbagi keterampilan mereka dalam melakukan upaya konservasi pelestarian hutan di Indonesia. Selain itu, mahasiswa dan juga masyarakat umum yang berpartisipasi juga dapat memperkaya ilmu dan keterampilannya melalui event inipengetahuannya dalam tata cara penghitungan emisi karbon serta nilai ekonominya. Walau masih di tengah pandemi yang belum sepenuhnya usai, kami harap dengan diadakannya kegiatan BLS Eps.2 secara daring, kita tetap menjaga antusiasme kita dalam semangat pelestarian hutan dan keanekaragaman hayati melalui pendekatan karbon”, jelas Dolly Priatna, Direktur Eksekutif Belantara Foundation.

Mengusung topik “Nilai Ekonomi dan Pendugaan Karbon Hutan”   mendiskusikan sudut pandang ekonomi dalam melestarikan hutan di masa depan.

“Memang belum banyak terdengar manfaat hutan bagi kita selain dari sisi kesehatan dan lingkungan, karena selama ini narasi yang beredar di masyarakat hanya sebatas kedua manfaat tadi. Namun kini, saya rasa kita perlu juga mulai melirik sudut pandang lain mengenai manfaat dari melestarikan hutan yaitu dari sisi insentif penurunan emisi dari keberadaan hutan). Terutama ya, kita ini merupakan negara yang memiliki area hutan penyimpan cadangan karbon yang sangat luas dan kedepan sangat penting untuk berkontribusi dalam implementasi pembangunan ekonomi hijau”, Dr I Wayan Susi Dharmawan, Peneliti BRIN.(*)

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Kawal Demokrasi dan Konstitusi, KEPAL: Batalkan Omnibus Law

    • calendar_month Jum, 11 Jun 2021
    • account_circle
    • visibility 144
    • 1Komentar

    Aksi protes pengesahan Omnibus Lawa beberapa waktu lalu, foto Antara

  • Cerita Para Perempuan Dibo-dibo Ikan

    • calendar_month Jum, 5 Feb 2021
    • account_circle
    • visibility 238
    • 1Komentar

    Salah satu penjual ikan asal Sangaji Ternate saat mengambil stok ikan di PPI Dufa dufa untuk selanutnya dijual ke pasar/foto m ichi

  • CONSERVE, Kegiatan Pengarusutamaan Kehati Lintas Sektor

    • calendar_month Ming, 26 Feb 2023
    • account_circle
    • visibility 146
    • 0Komentar

    Kakatua Putih salah satu jenis burung yang dilindungi di Maluku Utara foto M Ichi

  • Cerita dari Laigoma Setelah Ada Solar Cell (1)

    • calendar_month Sab, 12 Agu 2023
    • account_circle
    • visibility 283
    • 2Komentar

    Rumah milik Safa Kamari (67 tahun) berada di ujung selatan Dusun I Desa Laigoma Kecamatan Kayoa Kabupaten Halmahera Selatan Maluku Utara.   Berdinding beton beratap seng, di halamannya berdiri satu buah panel surya yang berfungsi mengubah tenaga surya menjadi energi listrik. Dari panel ini tersambung dengan empat bola lampu yang dipasang di teras, ruang tamu, dapur […]

  • Bacarita Pangan Lokal Maluku Utara

    • calendar_month Ming, 18 Okt 2020
    • account_circle
    • visibility 352
    • 0Komentar

    Catatan dari Diskusi  Bersama Stakeholder Provinsi Maluku Utara yang terdiri dari pulau-pulau ini memiliki keragaman  pangan lokal. Dari banyaknya pangan local  yang dimiliki baik sagu, ubi-ubian maupun jenis biji-bijian  memiliki sejarah panjang.  Potensi sumber daya pangan itu diikuti berbagai tradisi dan  budaya dalam menyiapkannya. Selain kekayaan pangan, Bumi Maluku Utara juga punya kekayaan yang luar […]

  • Air Sungai Sagea Tercemar Kerukan Tambang?

    • calendar_month Sel, 15 Agu 2023
    • account_circle
    • visibility 303
    • 0Komentar

    Peneliti: Partikel Terlarut Berbahaya Bagi Biota dan Manusia Sudah hamper dua minggu ini, yakni sejak 28 Juli 2023 lalu warna air Sungai Sagea di Kecamatan Weda Utara Kabupaten Halmahera Tengah Maluku Utara seperti  tanah kerukan tambang. Air yang bisanya bening dan menjadi tempat wisata Bokimoruru,   hilang entah ke mana. Yang ada air berwarna kuning seperti […]

expand_less