Breaking News
light_mode
Beranda » Kabar Kota Pulau » Ini Gebrakan Komunitas Halmahera Wildlife Photografi

Ini Gebrakan Komunitas Halmahera Wildlife Photografi

  • account_circle
  • calendar_month Rab, 10 Mar 2021
  • visibility 161

Hari masih sangat pagi. Jarum jam baru menunjukan pukul 0.7.00 WIT. Kawasan  Ruang Terbuka Hijau  (RTH) Taman Nukila di  Kelurahan Gamalama Ternate Minggu (28/2) sudah sangat ramai. Ratusan Ibu-ibu dan anak-anak  sudah berkumpul di kawasan itu, untuk  sekadar bermain dan  menggelar senam.

Sementara beberapa anak muda yang tergabung dalam Komunitas Halmahera Wildlife Photografi (HWP) sibuk menyiapkan berbagai sarana kampanye  berupa  buku-buku konservasi, sarana swa foto bagi pengunjung dengan latarbelakang  kampanye perlindungan  burung paruh bengkok maupun sarana kampanye lainnya. 

Anak  muda yang tergabung dalam komunitas ini  adalah beberapa aktivis yang tidak hanya pecinta fotografi, tetapi berasal dari ragam komunitas     di Sofifi ibukota Provinsi Maluku Utara. Kegiatan kali ini adalah bagian dari  kampanye perlindungan  terhadap burung paruh bengkok yang saat ini terancam punah karena banyak ditangkap dan diperjualbelikan.

Penasehat HWP Akhmad sedang memberi arahan bagi para anggota komunitas

Berlabel kampanye dan cerita satwa liar,   tujuannya mengkampanyekan keaneka ragaman hayati di Provinsi Maluku Utara.  Kesempatan ini anak-anak muda ini berkampanye tentang satwa liar dengan membuka lomba foto  dan caption di Instagram dengan menandai akun milik HWP dalam postingan.

Selain itu,  dilakukan pembagian poster jenis-jenis burung di Maluku Utara   termasuk  satwa liar yang dilindungi. Mereka juga membagi pengalaman antar komunitas lingkungan dan satwa liar di Maluku Utara. 

Kegiatan kali ini dihadiri juga Kelompok Pecinta Satwa Liar (KPSL) Akejiri, dan Rimpal Sofifi. Turut disupport  juga oleh Balitbangda Provinsi Maluku Utara, Taman Nasional Aketajawe Lolobata dan Burung Indonesia.  

Komunitas yang didirkan pada Maret 2020 ini sebenarnya  ingin  menumbuhkan rasa cinta satwa di daerah sendiri. Kehadiran komunitas ini  karena   yang dirasakan selama ini banyak dokumentasi  kehidupan liar termasuk burung-burung malah didapatkan dari orang luar.  Karena itu didoronglah pembentukan    komunitas   ini untuk mengajak anak-anak   local termasuk yang mencintai fotogafi mendokumentasikan sendiri  satwa liar yang ada. “Ini adalah kampanye dalam   bentuk foto  sebagai bagian dari cara memperkenalkan kepada public,” jelas Akhmad David Pembina HWP. 

Salah satu ibu yang senam sambil melihat ke arah pamflet kampanye HWP

Karena itu HWP juga membangun kolaborasi dengan  beberapa komunitas di Sofifi dan Ternate.    Komunitas HWP   ini berisi  anak-anak  local   berjumlah 15 orang.

Akhmad David  bilang kampanye ini merupakan kegiatan kedua. Sebelumnya   telah digelar kegiatan   Torang Camp, dengan menghadirkan beberapa komunitas di Sofifi  dan sekitarnya.  Ada banyak anak muda sebagai bibit-bibit komunitas pencinta kehidupan liar ikut bergabung. Misalnya dengan terbentuk Kelompok Pecinta Satwa Liar (KPSL) di Kampus Unkhair. Selain itu  digelar juga kegiatan kedua yakni pameran  foto flora fauna dan keanekaragaman hayati endemic yang dilaksanakan di Sofifi.  Sementara kegiatan ketiga kampanye satwa liar  terutama burung dengan baner- baner, foto selfi, maupun pembagian stiker dan brosur perlindungan burung dan satwa liar yang digelar di Ternate ini.   

“Focusnya kampanye di beberapa tempat sementara  ada dua tempat sofifi dan Ternate,” jelas Akhmad David.     

Ketua HWP Risno Adanan Menunjukan literatur penting satwa burung di Malut

Ketua HWP Risno Adnan menjelaskan, sebelum  keiatan ini komunitas  HWP telah melakukan beberapa kali pengamatan untuk melihat burung-burung local dan migran  yang ada di Sofifi.

Beberapa waktu lalu mereka melakukan pengamatan  burung migran  yang hadir di Sungai Kali Oba. Dari pengamatan itu  menemukan ada beberapa jenis burung  migran  yang sering hadir di sana.  Begitu juga di Kawasan  Mangrove Guraping dan Bundaran Sofifi.  Padahal kalua dilihat  kawasan tersebut terbilang sangat ramai tetapi masih didatangi  burung migran. Burung-burung migran itu berasal dari Selatan  misalnya  Mongol,  Siberia dan China. Sampai saat ini ada  burung yang tertinggal satu dua, setelah singgah dari migrasinya.

Hasil identifikasi kurang lebih  20 jenis burung migran yang sering singgah di Sofifi.

Terkait komunitasnya sendiri  ternyata tidak hanya untuk mereka yang mencintai fotografi kehidupan liar. Komunitas ini untuk semua yang mencintai   kenakeragaman hayati bukan hanya dengan kamera foto tetapi  juga untuk  jaga alam,   hutan dan lindungi alam Malut   sebagai bagian dari  cara mengedukasi public.  

Seorang pengunjung sedang mengamati sarana kampanye perlindungan burung yang ditampilkan HWP

Karena ingin mengampanyekan  kepada public tentang pentingnya menjaga dan melindungi burung dan satwa liar sehingga kali ini kampanye dengan memilih tempat ramai. “Tujuan kita memberitahukan kepada masyarakat jaga  burung dengan kampanye di  titik keramaian. Kita  memberi tahu lindungi  satwa. Jangan bilang sayang kalua masih piara burung,” jelasnya. (*)

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • Perburuan dan Perdagangan Satwa Liar Masif

    • calendar_month Jum, 8 Okt 2021
    • account_circle
    • visibility 260
    • 0Komentar

    Pintuk Masuk Keluar Malut, Perlu Pengawasan  Ketat Perburuan dan perdagangan  satwa  liar   di Maluku Utara terbilang massive. Terutama jenis burung  paruh bengkok  Karena itu  butuh upaya pencegahan dan penanganan  dengan  melibatkan semua pihak terkait.     Hal ini yang mendasari Balai Koservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Maluku didukung Non Government Organisation  (NGO)  yang concern terhadap isyu ini […]

  • Kondisi Lingkungan Malut Kritis? (1)

    • calendar_month Ming, 28 Nov 2021
    • account_circle
    • visibility 225
    • 1Komentar

    Kondisi Sungai Wale Halmahera Tengah Foto Desember 2020

  • Nelayan Lingkar Tambang KI IWIP Was-was

    • calendar_month Jum, 3 Nov 2023
    • account_circle
    • visibility 488
    • 0Komentar

    Wilayah Tangkapan Makin Jauh, Ikan juga Sulit Didapat Penulis Sofyan A Togubu/Wartawan Dari Sofifi menuju Kecamatan Weda Tengah Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara,  butuh waktu kurang lebih 3 jam 15 menit.  Lama waktu perjalanan itu jika menggunakan kendaraan roda empat. Sementara saya hari itu dengan sepeda motor, menghabiskan waktu tempuh kurang lebih 2 jam […]

  • Ini Optimisme Anak Muda Tentang Indonesia

    • calendar_month Jum, 12 Agu 2022
    • account_circle
    • visibility 180
    • 1Komentar

    Yakin Kebutuhan Dasar Terpenuhi, Sangat Prihatin Kondisi Politik dan Hukum Survei Optimisme 2022 yang digelar oleh GoodNews From Indonesia (GNFI) bekerjasama  dengan Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), dirilis  hasilnya  dan didiskusikan Rabu (10/8/2022) lalu. Peluncuran dan diskusi secara online itu memaparkan hasil   survei itu  yang menyimpulkan  ada optimisme  dan keprihatinan di kalangan […]

  • Potensi Laut Malut Besar Tapi Minim Perhatian

    • calendar_month Sel, 18 Mar 2025
    • account_circle
    • visibility 616
    • 0Komentar

    Perairan Maluku Utara terbilang paling potensial.  Wilayah lautnya   bersinggungan langsung dengan empat Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI). Keempatnya adalah  WPPNRI 714 (meliputi perairan Teluk Tolo dan Laut Banda), 715 (perairan Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram, dan Teluk Berau), 716 (Perairan Laut Sulawesi dan sebelah utara Pulau Halmahera), dan 717 (Perairan […]

  • Cerita Warga Mengolah Aren, Melindungi Hutan Halmahera

    • calendar_month Kam, 27 Agu 2020
    • account_circle
    • visibility 508
    • 0Komentar

    Hari masih gelap di akhir  Februari lalu, ketika Fadli  Hafel (34) sudah harus berjalan sekira tiga kilometer dari rumah di kampung Samo  Gane Barat Utara Halmahera Selatan, menuju hutan desa itu mengambil air nira dari pohon aren.  Sejak pagi sekira pukul 06.00 WIT, dia sudah keluar dari rumah mengambil   air nira yang  ditadah menggunakan ruas […]

expand_less