Ini Kiprah Koperasi Nelayan Bubula Ma Cahaya Jambula Kota Ternate
Puluhan anggota koperasi Bubula Ma Cahaya Kelurahan Jambula Kecamatan Pulau Ternate Kota Ternate Maluku Utara terlihat serius. Mereka duduk menyimak penyampaian laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang dipusatkan di halaman Sekretariat Pemuda Jambula di Jalan Pertamina Ternate Kamis (9/3) tersebut.
Mereka mendengarkan laporan perjalanan usaha koperasi perikanan untuk nelayan kecil yang dijalankan para pengurus setahun ini. Termasuk apa benefit yang telah didapatkan setelah beberapa usaha dijalankan. Tidak itu saja, mereka turut mendengarkan penyampaian dan arahan dari Dinas Koperasi Kota Ternate serta dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Ternate. Mereka yang turut diundang hadir dalam RAT dan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi yakni Dekopinda Kota Ternate, Dinas Koperasi dan UMKM Kota DKP Kota Ternate, Camat Lurah Kelurahan Jambula, Babinsa, Babinkamtibmas.
Sekadar diketahui, koperasi perikanan ini memang terbilang baru seumur jagung. Namun kiprahnya sudah mulai memberikan harapan bagi peningkatan ekonomi nelayan kecil di Kelurahan Jambula Kecamatan Ternate Selatan dan Ternate umumnya. Pasalnya, meski baru terbentuk pada 10 Maret 2021 lalu, sebagai koperasi yang beranggotakan para nelayan dan istri mereka, sudah bergerak mengurusi usaha dan bisnis yang berhubungan dengan kepentingan para nelayan. Para ibu yang masuk jadi anggota misalnya, adalah mereka yang sehari-hari berjibaku menjual hasil tangkapan para nelayan setempat atau juga membeli hasil tangkapan nelayan dari kelurahan lainnya. Koperasi ini bahkan merintis sejumlah usaha terutama olahan hasil perikanan dari ikan tuna. Usaha ini sangat membantu kehidupan para nelayan terutama anggotanya.
Gafur Kaboli Pengawas Koperasi Bubula Ma Cahaya pada Kabarpulau.co.id menceritakan, memang koperasi ini baru setahun menjalankan usahanya. Tetapi sesungguhnya pengalaman merintis koperasi ini sudah agak lama, hanya saja tidak berjalan sesuai rencana usaha yang diinginkan.
“Beberapa tahun sebelumnya kita sudah buat koperasi dengan nama Marimoi Jaya. Sayangnya tidak berjalan baik. Setelah masuknya LSM Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI) dengan program nelayan fair trade, kita lihat ada peluang dan pendampingan. Akhirnya kita maju membentuk koperasi baru dengan nama Bubula Ma Cahaya ini,” cerita Gafur. Awalnya ada 25 anggota yang semuanya adalah nelayan tuna. Belum berjalan usaha yang akan dirintis, 15 orang mundur sehingga terjadi pengurangan anggota. Sementara syarat anggota koperasi minimal berjumlah 25 orang. Akhirnya dengan inisatif yang ada ada ibu-ibu nelayan yang setiap hari bekerja menjual hasil tangkap nelayan ikut bergabung. Sehingga kanggotaannya menjadi 23 orang. Sampai saat ketika koperasi mulai jalan dan merintis usaha, tertinggal 19 anggota. Mereka ini yang bertahan dan mendapatkan hasil dari Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi saat RAT digelar Kamis (9/3/2023) untuk yang pertama kalinya.
Lantas usaha apa yang mereka rintis saat ini? Usaha yang sudah aktif saat ini yaitu jual beli ikan tuna, penjualan bbm serta oli. Adanya koperasi sebenarnya telah banyak memberikan manfaat bagi anggota. Di mana peran istri nelayan sebagai pengelola usaha akan mendapatkan fee setiap bulannya. Memudahkan anggota dalam mendapatkan BBM dan oli sebagai salah satu kebutuhan pokok untuk melaut sehingga mengurangi biaya operasional. Selain itu juga koperasi Bubula Ma cahaya menerima ikan dari luar anggota.
Di dalam koperasi ini sudah diatur beberapa jenis bisnis termasuk jenis sembako dan alat tangkap. Saat ini baru dijalankan sebagian. Koperasi ini melihat peluang jual beli ikan, oli bbm untuk nelayan. Untuk jangka panjang tentu ada strategi menghimpun nelayan dari luar untuk pengembangan usahanya. Tentu dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Harapan ke depan koperasi mampu mengembangkan usaha yang saat ini dijalankan serta memberdayakan istri- nelayan dengan membuat produk turunan ikan seperti abon ikan, sambal ikan. Setelah ada RAT dan pembagian SHU ini, berupaya melakukan promosi produk turunan ikan mereka seperti abon bisa dikenal.
“Tujuan terbentuknya koperasi ini yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota, memudahkan akses penjualan ikan khususnya sehingga mampu mengurangi biaya operasional bagi anggota koperasi,” jelasnya. Koperasi yang saat ini beranggotakan 19 orang diketaui oleh Rahman Rasid, Rahmat Samad selaku Sekretaris, Lili Bendahara dan Gafur Kaboli selaku koordinator pengawas dan beberapa pengawasnya itu, diharapkan juga menjaga kekompakan dan keterbukaan jangan sampai tersendat.
“Kita berharap semua anggota dan pengurus merasa memiliki kepedulian kejujuran dan bekerja sama. Sebab jika tidak bekerjasama maka percuma saja. Kalau ada rasa memiliki berarti koperasi ini akan berkembang,” ujar Gafur.
Harapan juga ke pemerintah Kota Ternate ikut membantu pengembangan koperasi ini demi nelayan yang sejahtera. “Mungkin karena koperasi kita ini baru yang belum dikenal sehingga itu ke depan diharapkan juga ada perhatian dari pemerintah kota Ternate. Kita sudah masukan proposal dan dijanjikan akan dibantu. Kita juga sudah dibantu satu timbangan ikan dari Dinas Koperasi. Semoga ke depan ada perhatian lagi untuk koperasi ini,” jelasnya. Apalagi pihak Dinas Koperasi sudah menyampaikan koperasi ini akan jadi percontohan koperasi nelayan di Kota Ternate Selatan. Kehadiran koperasi ini turut memberi rasa bangga kepada DKP Kota Ternate karena sudah merintis usaha dalam bentuk koperasi yang memokuskan pada usaha nelayan kecil. Seperti disampaikan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ternate Faisal H Dano Husein yang hadir dalam RAT tersebut.
#Makin Tahu Indonesia
CEO Kabar Pulau