Breaking News
light_mode
Beranda » Kabar Kota Pulau » Keren,,,Ini Cara Bangun Kesadaran Lingkungan Kaum Muda

Keren,,,Ini Cara Bangun Kesadaran Lingkungan Kaum Muda

  • account_circle
  • calendar_month Jum, 24 Sep 2021
  • visibility 192

Perkumpulan PakaTiva Buka Kelas Belajar Kaum Muda Estuaria

Untuk membangun kesadaran kaum muda terhadap lingkungan dan dampak perubahan iklim yang makin mengancam saat ini, perlu dilakukan berbagai cara. Seperti dirintis Perkumpulan PakaTiva Maluku Utara      lembaga yang dua tahun terakhir ini melakukan kampanye  penyalamatan lingkungan dan  penguatan budaya local.  Lembaga yang telah tiga tahun berdri ini mengagas sebuah upaya cerdas  dengan membuka  Kelas Kaum Muda Estuaria.  Sesuai judulnya kelas ini akan memberikan pemahaman terkait laut dan kepulauan serta ekosistemnya.  

Koordinator Divisi Kampanye Perubahan Iklim dan Kaum Muda Perkumpulan PakaTiva,  Zafira Daeng Barang bilang,  kelas  Estuaria merupakan  sebuah upaya yang dilakukan untuk  meningkatkan kapasitas dan keterampilan kaum muda kepulauan. Terutama menyangkut  pemahaman ekosistem kepulauan sebagai sebuah  upaya minimalisir dampak perubahan iklim.

Kelas belajar in door dan out door ini   menyasar kaum muda terutama mahasiswa bukan tanpa alasan. Menurutnya, saran dominan yang didapati  terkait isu perubahan iklim dalam kegiatan hamper dua tahun ini adalah pentingnya memfokuskan aktivitas  serta peran kaum muda yang berbasis budaya, serta menggeliatkan kampanye media dengan sasaran kebijakan pemerintah, sekaligus membangun kesadaran masyarakat.

Harapannya  kelas kaum muda Estuaria ini dapat melahirkan kader, yang peduli lingkungan, beradat, juga dapat membantu penyelamatan ekosistem, dan kampanye di sector kota.

Menanam mangrove adalah bagian dari kerja kerja kaum muda ini setelah mengikuti kelas Estuaria, foto M Ichi

“ Ini adalah cara kita membangun kesadaran kaum muda. Kelas kaum muda estuaria ini akan dilaksanakan selama empat kali selama periode kerja 2021, dengan peserta sasar adalah kaum muda kampus dan perkotaan berjumlah 10 orang untuk sekali pelatihan, dengan pembagian lima perempuan serta 5 laki laki. Metode kelas akan dilaksanakan di luar ruangan, tepatnya di wilayah sasaran konservasi alam, dengan sistim 4 hari materi kelas, tiga hari praktek lapangan,” jelasnya.

Pemilihan metode luar ruangan, berdasar pada masukan kaum muda pecinta alam yang telah mengikuti proses rangkaian serial diskusi pecinta alam Paka Tiva pada tahun 2020  lalu, yang telah dilaksanakan sebanyak 15 kali putaran.

Dijelaskan, setelah mengikuti kelas estuaria, mereka akan disatukan dalam wadah kelompok kerja, dengan agenda seperti aksi bersih pantai, penanaman mangrove, serta pengkampanye milenial untuk perubahan iklim wilayah kepulauan.

Baginya  realita kondisi Maluku Utara hari ini  membutuhkan langkah taktis strategis yang terencana, dengan berlandas pijak yang kuat,untuk menggeliatkan kembali kepedulian terhadap kekayaan hayati dan keragaman budaya serta situs sejarah yang dimiliki daerah ini.  

“Kita menghadirkan juga akademisi serta instansi pemerintah BMKG, Dosen Kehutanan Universitas Khairun Ternate, sebagai narasumber. Sementara untuk menjaga dinamisasi,akan ada satu kepala kelas yang berasal dari akademisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.  Ada juga  instuktur dari Basarnas dan Dodoku Dive Center Ternatem,” katanya. (*) 

  • Penulis:

Rekomendasi Untuk Anda

  • O Hongana Manyawa Penjaga Bumi Halmahera

    • calendar_month Rab, 15 Des 2021
    • account_circle
    • visibility 323
    • 0Komentar

    O Hongana Manyawa di Sungai Ake Jira foto AMAN Malut

  • Literasi Lingkungan dari Pulau Tulang Halmahera

    • calendar_month Rab, 23 Sep 2020
    • account_circle
    • visibility 266
    • 0Komentar

    Cerita Fahri Lolahi dan Rumah Botol Plastik untuk Perangi Sampah   Cuaca siang di Sabtu akhir Agustus lalu itu agak mendung. Ketika tiba dengan mobil di Tobelo dari Kao, saya dijemput oleh Fahmi Lolahi. Tujuan saya menuju pulau Tulang. Setelah menunggu sekira 30 menit, saya  melanjutkan perjalanan menuju Pulau Tulang.     Fahmi Lolahi adalah kakak  […]

  • Air Sungai Sagea Tercemar Kerukan Tambang?

    • calendar_month Sel, 15 Agu 2023
    • account_circle
    • visibility 303
    • 0Komentar

    Peneliti: Partikel Terlarut Berbahaya Bagi Biota dan Manusia Sudah hamper dua minggu ini, yakni sejak 28 Juli 2023 lalu warna air Sungai Sagea di Kecamatan Weda Utara Kabupaten Halmahera Tengah Maluku Utara seperti  tanah kerukan tambang. Air yang bisanya bening dan menjadi tempat wisata Bokimoruru,   hilang entah ke mana. Yang ada air berwarna kuning seperti […]

  • Kerusakan Hutan di Obi Cukup Serius

    • calendar_month Sen, 2 Jul 2018
    • account_circle
    • visibility 351
    • 0Komentar

    Temuan FWI 90 Persen Lahan Dikuasai Perusahaan Suara Muhammad  Risman terdengar lantang di pagi  menjelang siang pada Kamis (20/4) lalu. Dia bersuara  memprotes penderitaan  warga Pulau Obi yang hingga kini tak mendapatkan perhatian. Protes  ini cukup  beralasan karena  di Obi  saat ini  sedang terjadi eksploitasi  besaran- besaran oleh perusahaan tambang dan HPH. Sementara kondisi warganya […]

  • Kayu Besi di Hutan Halmahera yang Terancam  

    • calendar_month Sen, 7 Nov 2022
    • account_circle
    • visibility 526
    • 0Komentar

    Merbau atau ipil adalah nama sejenis pohon penghasil kayu keras berkualitas tinggi anggota suku Fabaceae (Leguminosae). Karena kekerasannya, di wilayah Maluku, Maluku Utara  dan Papua barat  juga dinamai  kayu besi. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menerbitkan peraturan yang dikhawatirkan mengancam keanekaragaman hayati dan ekologi hutan. Melalui Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 106 tahun 2018 […]

  • Tiga Inovator Bisnis Dapat Penghargaan Econovation 2021

    • calendar_month Jum, 24 Sep 2021
    • account_circle
    • visibility 144
    • 1Komentar

    Tiga inovator bisnis terbaik mendapatkan penghargaan dalam program Econovation 2021. Penghargaan  itu dalam bentuk dukungan usaha pengembangan bisnis  yang diharapkan dapat mendukung pembangunan ekonomi nasional khususnya selama pandemi Covid-19 serta tetap menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan, khususnya di sektor ketahanan pangan, edukasi dan kesehatan berbasis masyarakat. Penghargaan tersebut merupakan akhir dari rangkaian acara […]

expand_less