Home / LAUT dan Pesisir / Lingkungan Hidup

Rabu, 13 September 2023 - 13:05 WIT

Bina Desa di Pulau Laigoma, FPK Unkhair Turut Lepas Tukik

pelepasan-penyuu-oleh-FPIK-bersama-dengan-kelompok-penangkaran-penyu. foto FPK Unkhair

pelepasan-penyuu-oleh-FPIK-bersama-dengan-kelompok-penangkaran-penyu. foto FPK Unkhair

Sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat,  Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Khairun Ternate menggelar kegiatan  Bina Desa. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Laigoma Kecamatan Kayoa Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara 9 dan 10 September 2023 lalu. Tujuan kegiatan ini adalah, memberikan pengetahuan bagi masyarakat nelayan, khususnya di Pulau Laigoma, Kecamatan Kayoa. Ketua Tim  Kegiatan Bina Desa Irwan Abdul Kadir usai kegiatan bilang, ada 15 peserta terdiri dari mahasiswa dan dosen turut serta dalam kegiatan tersebut.  

Dalam kegiatan selama dua hari tersebut,  ada beberapa agenda turut dilaksanakan.  Salah satu yang dianggap penting untuk masyarakat nelayan setempat adalah, memberikan pelatihan pembuatan alat bantu penangkapan ikan bagi nelayan skala kecil. “Materi dalam pelatihan yang dilaksanakan yaitu mengajarkan pemilihan material, desain teknis dan pembuatan alat bantu penangkapan ikan,” jelas Irwan. Dia bilang lagi kegiatan ini semata mata untuk  membantu nelayan membuat alat bantu penangkapan ikan untuk pengembangan kegiatan perikanan tangkap di  desa tersebut. Dia menambahkan, kegiatan ini sebenarnya adalah upaya mendorong peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat nelayan terutama yang ada  di desa setempat. 

Baca Juga  Ini Dampaknya Bagi Malut, Jika Judicial Review UU Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Diakomodir   

Selain pelatihan, kegiatan dosen dan mahasiswa ini  juga dirangkai dengan pelepasan tukik atau anak penyu  yang selama ini telah dilakukan penangkarannya oleh kelompok penangkaran penyu di Desa Laigoma. Kelompok ini juga merupakan   binaan dari Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya  Perikanan FPK Unkhair.    

Dia bilang  lagi,  tukik yang dilepas  tersebut  ada 86 ekor.  pelepasan i dilakukan setelah dianggap sudah bisa hidup   mencari makan  sendiri karena usianya juga sudah layak  untuk dilepas. 

Baca Juga  KLHK Bakal Revisi Aturan Amdal

“Dari jumlah tukik yang ada,  di lepas 86 ekor dan  tersisa 20 ekor. Tukik ini belum bisa dilepas karena masih berukuran kecil dan dikuatirkan jadi korban dimangsa,” jelas Irwan.

Sementara  menurut Ketua kelompok penangkaran penyu desa Laigoma  Amir Ibrahim, selain tukik yang belum bisa dilepas, juga ada  telur penyu yang sementara dieramkan di pantai dekat kawasan penangkaran. Saat ini telur- telur tersebut menunggu waktu untuk menetas. Masih ada telur penyu yang belum menetas berjumlah 70 butir   Telur telur itu berasal dari  jenis penyu sisik.

Share :

Baca Juga

Kabar Kampung

Sungai Sagea Nasibmu Kini, Keruh Belum Usai   

Lingkungan Hidup

Di Pulau Obi Rawan Tangkap dan Jual Paruh Bengkok

Lingkungan Hidup

65 Ekor Paruh Bengkok Pulang ke Habitatnya

Lingkungan Hidup

Kelola Sampah untuk Kesejahteraan
Pulau Widi di Maluku Utara

LAUT dan Pesisir

Pulau Kecil, Kaya Biodiversitas Tapi Rentan

Lingkungan Hidup

Nasib Miris PLTS di Halmahera Selatan (2) Habis

Lingkungan Hidup

Alihfungsi Lahan Penyebab Banjir di Halmahera Utara?

Lingkungan Hidup

Hari Peduli Sampah Nasional Sepi Agenda